GORAJUARA - Kehilangan seluruh keluarga akibat ulah zionis Israel, seorang anak di Palestina tidak berpikir untuk tumbuh dewasa.
Mohammed Abu Seef, seorang anak laki-laki yang berusia 11 tahun, menceritakan kisah hidupnya selama perang Israel kepada tim jurnalis media Al-Jazeera di Kamp pengungsi Nablus.
Mohammed Abu Seef mengatakan ia ingin perang di Gaza berhenti.
“Aku ingin perang berakhir dan Gaza kembali, tolong hentikan ini. kami kehilangan orang-orang yang kami cintai,” ujar Mohammed dengan mata terbelalak sambil menahan air matanya.
Mohammed Abu Seef telah menghabiskan seluruh hidupnya di Jalur Gaza yang terkepung.
Mohammed adalah salah satu pekerja di bawah umur yang dipaksa oleh zionis untuk menyeberang ke tepi Barat Israel, sementara keluarganya tinggal di Gaza.
Adik laki-laki dan adik perempuan Mohammed telah terbunuh dalam serangan udara Israel di rumahnya di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.
Baca Juga: Perang Israel Hari Ini, Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah: Akan Berakhir dengan Kemenangan Hamas
Masa depan Mohammed tak pasti, karena harus tetap berada di kamp pengungsi Stadion Kota Nablus bersama lebih dari 200 pengungsi lainnya dari Gaza.
Selama tiga bulan terakhir, Mohammed terpisah dari keluarganya.
Awalnya, ia mendapat perawatan karena patah tulang lengan yang parah di sebuah rumah sakit di Herzliya, Israel.
Namun ketika perang pecah pada tanggal 7 Oktober, tentara Israel mengeluarkannya dari rumah sakit.
Memaksanya melewati persimpangan berbahaya dengan berjalan kaki melalui pos pemeriksaan militer ke Tepi Barat.