GORAJUARA - Kedutaan Besar Swedia di Irak untuk sementara memindahkan kantornya ke Stockholm.
Hal itu diungkapkan oleh kementerian luar negeri negara Swedia, sehari setelah diserang sebagai protes terhadap acara kedua yang diadakan untuk menodai Alquran di Swedia.
"Operasi kedutaan dan staf ekspatriatnya untuk sementara dipindahkan ke Stockholm karena alasan keamanan," kata kementerian luar negeri, Jumat.
Baca Juga: Jelang Manga One Piece 1088 Rilis, Mahakarya dari Eiichiro Oda Rayakan Suatu Pencapaian Spesial
Ratusan warga Irak, terutama pengikut pemimpin populis Syiah Muqtada al-Sadr, menyerbu kedutaan di Baghdad tengah pada Kamis pagi dan membakarnya.
Pemerintah Irak juga mengusir duta besar Swedia.
Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan bahwa penyerbuan kedutaan sama sekali tidak dapat diterima dan pemerintah Swedia menolak keras penodaan terhadap Al-Quran atau kitab suci lainnya.
Baca Juga: Pakar PBB Kecam Penahanan Anak di Bawah Umur yang Orangtuanya Terbukti Mantan Anggota ISIS
"Pemerintah Swedia memahami bahwa tindakan tercela yang dilakukan oleh individu pada demonstrasi di Swedia mungkin menyinggung umat Islam," katanya dalam sebuah pernyataan.
Langkah kedutaan itu juga dilakukan ketika perusahaan telekomunikasi asal Swedia yakni Ericsson mengatakan sedang menyelidiki laporan bahwa Irak telah menangguhkan izin kerja karyawannya.
Media pemerintah Irak melaporkan pada hari Kamis bahwa Bagdad menangguhkan izin tersebut sebagai protes terhadap peristiwa penodaan Alquran, tetapi pada hari Jumat penasehat urusan luar negeri Perdana Menteri Irak Farhad Alaadin mengatakan bahwa Ericsson tidak ditangguhkan.
“Semua perjanjian kontraktual yang dibuat oleh pemerintah Irak akan dihormati dan tidak ada perusahaan yang dihentikan pekerjaannya, termasuk Ericsson,” kata Alaaldin.
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan insiden di Swedia "sangat menyinggung keyakinan agama dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Muslim di seluruh dunia" dan tidak mencerminkan nilai inti dari rasa hormat Ericsson.