GORAJUARA - Beberapa hari belakangan ini suhu panas sangat terasa di siang hari yang terik di berbagai negara di Asia dan Indonesia
Hingga saat ini, hampir sebagian besar negara-negara di Asia Selatan masih terdampak gelombang panas atau heatwave.
Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos mencatat suhu maksimum dengan rekor-rekor baru di wilayahnya akibat gelombang panas ini.
Baca Juga: Kasus Penganiayaan oleh Anak AKBP Achiruddin Hasibuan Diviralkan Olehnya, Mazzini Jawab Alasannya
Lebih dari seratus stasiun cuaca di China mencatat suhu tertinggi sepanjang sejarah pengamatan instrumen untuk bulan April ini.
Di Jepang, panas yang luar biasa juga teramati dalam beberapa hari terakhir. Gelombang panas terparah terjadi pada tahun 2016 yang lalu.
WMO menyatakan Mitribah, Kuwait tercatat sebagai daerah dengan suhu terpanas (54°C) di wilayah Asia.
Pada tahun 2023, provinsi Tak di Thailand mencapai rekor baru catatan suhu nasionalnya sebesar 45,4 °C. Sedangkan Laos mencapai mencapai rekor baru suhu wilayahnya sebesar 42,9°C.
Lantas, apakah yang sebenarnya menjadi penyebab dari suhu panas di siang hari di berbagai negara di Asia dan Indonesia?
Baca Juga: Buntut Penganiayaan oleh Anak AKBP Achiruddin Hasibuan, Dinda Safay Sebut Keponakan Mengalami Trauma
Berdasarkan info yang dilansir Gorajuara dari akun Instagram BMKG, gelombang panas bulan April di berbagai wilayah Asia ini secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari.
Namun, lonjakan gelombang panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina dan Asia Timur pada tahun 2023 ini termasuk paling signifikan lonjakannya.
Berkembangnya pusat tekanan (udara) tinggi di sekitar Teluk Benggala dan daratan Asia Selatan menjadi pemicunya.
Para pakar iklim juga menyimpulkan bahwa tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi hingga saat ini berkontribusi menjadikan gelombang panas semakin berpeluang lebih sering terjadi.