10 Negara Termiskin di Dunia Versi International Monetary Fund dan Bank Dunia

photo author
- Selasa, 21 Februari 2023 | 10:16 WIB
Tangkapan layar Kanal Youtube @imf (Gorajuara/Youtube/@imf)
Tangkapan layar Kanal Youtube @imf (Gorajuara/Youtube/@imf)

8. Niger

Negara yang sering dianggap sama dengan Nigeria ini menghasilkan PDB per kapita US$ 573,571 (Rp8,7 juta). Padahal tanah Republik Niger dikaruniai dengan sumber daya pertambangan berupa emas dan uranium.

Sayangnya, stok bahan pangannya sangat minim sehingga mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakatnya. Perseteruan antara jihadis dan kelompok ISIS juga semakin membuat warga Niger tersingkir.

7. Republik Sudan Selatan

Republik Sudan Selatan menjadi salah satu negara penyumbang kebutuhan minyak mentah dunia. Namun, perolehan PDB per kapitanya hanya US$ 569,407 (Rp8,6 juta).

Baca Juga: Luna Maya dan Candaannya saat Berlatih Golf: Dari mencari Jodoh hingga Jadi Pawang Hujan

Inflasi berkepanjangan semakin membuat kesengsaraan di negeri ini menyentuh angka 51%. Pasokan pangan yang terbatas membuat 10,75 juta penduduknya harus menanggung krisis kesehatan.

6. Somalia

Salah satu dari 10 negara termiskin di dunia 2023, Somalia dilaporkan total PDB per kapitanya US$ 561,406 saja (Rp8,5 juta).

 

Negara yang ditakuti para pelaut karena kesadisan perompaknya ini terus menghadapi tekanan ekonomi. Sebanyak 17,07 juta jiwa penduduknya juga mempunyai permasalahan di bidang kesehatan, kelaparan, dan kekeringan.

Baca Juga: UPDATE! Jadwal Tayang Series Mantan Tapi Menikah Episode 9 dan 10 di Viu Lengkap dengan Link Nonton Legal

5. Madagaskar

Meskipun menjadi habitat para satwa langka dan menarik wisatawan internasional, belum mampu mengangkat kondisi perekonomian Madagaskar. 

IMF menyebutkan PDB per kapita bekas jajahan Perancis sebesar US$ 539.635 (Rp8,2 juta). Negara di Benua Afrika banyak mengandalkan komoditas pertanian dan tekstil.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Reynold Untung Manurung

Sumber: World Bank Group

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini