Selain itu, Renald menekankan bila reputasi manajemen juga harus menjadi perhatian masyarakat sebelum berinvestasi.
"Kita juga perlu tahu siapa yang ada di balik manajemennya.
"Kalau ada janji keuntungan tinggi tanpa penjelasan risiko yang memadai, itu tanda untuk berhati-hati," tegas Renald.
Dari sisi regulator, Renald menyebut bila penguatan literasi dan edukasi publik harus menjadi prioritas.
"OJK dan asosiasi fintech harus memastikan pelaku industri patuh dan transparan.
"Tapi yang tidak kalah penting, masyarakat harus diberi ruang untuk mengadu ketika ada masalah dengan platform tertentu," ujarnya.
Terakhir, Renald berpesan agar masyarakat tidak mudah tergiur untuk melakukan investasi pada mbel-embel syariah atau iming-iming keuntungan tinggi tanpa memahami risiko.
"Yang berbasis syariah pun tetap ada risikonya, apalagi yang konvensional.
"Jadi masyarakat perlu melek dalam hal ini," tutup Renald.***