Agus berperan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat alpukat serta menyediakan informasi seputar budidaya dan perawatan tanaman.
Dengan keberadaan Pusbikat, Desa Baran Gembongan diharapkan bisa menjadikan alpukat sebagai ikon desa yang berdaya saing tinggi dan diminati masyarakat luas.
Lalu, kisah Agus dengan BRI dimulai pada tahun 2020, tepatnya ketika dia mengakses permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dalam hal ini, modal tersebut digunakan untuk memperluas usaha dan mengembangkan penanaman alpukatnya.
Lalu, Agus belajar dari nol terkait penyiapan biji, bibit, penanaman, perawatan hingga pemasaran.
Hasilnya, budidaya pohon alpukatnya bisa menghasilkan produk panen berlimpah, meskipun hasil panen tidak selalu dapat diprediksi.
Baca Juga: Warganet Bilang Romeo – Yasmin Buat Semangat Kerja, Sehari Gak Lihat Hidup Jadi terasa Hambar...
Dengan harga jual rata-rata Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram, apabila sedang bagus hasil panen bisa berlimpah mencapai 1-2 ton per hari.
Panen buah alpukat sendiri biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.
Setelah mengikuti pemberdayaan di program Klasterku Hidupku dari BRI, Agus mengaku mendapatkan banyak manfaat, yaitu membantunya dalam memperluas networking.
Baca Juga: LOVE ROMIN! Warganet Gak Mau Komen Sinetron Cinta Yasmin RCTI, Ternyata Ini Alasannya...
"Tentunya kami mendapat banyak pengalaman, relasi dan semakin termotivasi.
"Soal keuntungan sendiri tidak selalu bentuk uang, tetapi juga promosi dan branding produk yang akan bisa menghasilkan koneksi untuk keberlanjutan usaha," ujarnya.
Ke depan, Agus akan terus mengembangkan Klaster Pusbikat dengan memperluas mitra baik dari pengusaha lokal maupun petani-petani daerah.