Letnan Jenderal S. Parman, lahir 4 Agustus 1918, adalah seorang ahli intelijen yang menjabat sebagai Asisten I Intelijen KSAD.
Karena mengetahui rencana PKI, ia menjadi target penculikan dan dibunuh oleh kelompok G30S.
Letjen M.T. Haryono
Mas Tirtodarmo Haryono, lahir 20 Januari 1924, adalah diplomat militer yang menguasai beberapa bahasa asing.
Meskipun dekat dengan Presiden Soekarno, ia tegas menolak ideologi komunis dan dibunuh di rumahnya oleh anggota G30S.
Mayjen D.I. Panjaitan
Lahir 9 Juni 1925, Donald Izacus Panjaitan menjabat sebagai Asisten IV Menteri Panglima Angkatan Darat.
Ia menempuh pendidikan militer di Amerika Serikat dan dikenal keras menentang PKI. Panjaitan dibunuh di rumahnya.
Mayjen Sutoyo Siswomiharjo
Mayjen Sutoyo, lahir 28 Agustus 1922 di Purworejo, menjabat sebagai Inspektur Kehakiman Angkatan Darat.
Ia diculik dan dibunuh di Lubang Buaya oleh kelompok G30S karena disiplin dan ketaatannya pada hukum.
Brigjen Katamso
Brigadir Jenderal Katamso, lahir 5 Februari 1923, menjabat sebagai Komandan Korem 072/Pamungkas Yogyakarta.
Katamso yang menentang keras ideologi komunis diculik dan dibunuh oleh pemberontak di Yogyakarta.
Kapten Pierre Tendean