Mulai dari tempat latihan, sarana pertunjukan, hingga dukungan logistik saat padepokan-padepokan ini mengikuti lomba atau pentas di luar daerah.
Dukungan ini diharapkan bisa terus memotivasi para seniman dan atlet pencak silat untuk terus berkarya dan menjaga tradisi.
Selain padepokan pencak silat, Sanggar Tari Esdiar Studio juga menjadi pusat pelestarian seni tari tradisional di Neglasari.
Baca Juga: Gratis! DLH Kota Bandung Siapkan Layanan Angkut Sampah Besar
Sanggar ini mengajarkan berbagai tari tradisional kepada anak-anak dan remaja, dengan harapan generasi muda tetap mengenal dan mencintai seni budaya daerah.
Keberhasilan Kelurahan Neglasari dalam pengelolaan sampah dan pelestarian budaya tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi warganya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kelurahan-kelurahan lain.
Studi banding yang sering dilakukan oleh tamu dari dalam dan luar negeri membuktikan bahwa model pengelolaan sampah dan pelestarian budaya yang diterapkan di Neglasari efektif dan bisa diterapkan di tempat lain.
Indra Bayu Kamajaya berharap bahwa upaya yang dilakukan oleh Kelurahan Neglasari dapat memberikan dampak positif yang lebih luas lagi.
“Kami berharap kelurahan-kelurahan lain bisa mengambil pelajaran dari pengalaman kami. Pengelolaan sampah dan pelestarian budaya adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan kerjasama dan semangat gotong-royong, kita bisa menciptakan lingkungan yang bersih dan menjaga warisan budaya untuk generasi mendatang,” tutupnya.
Demikianlah kisah inspiratif dari Kelurahan Neglasari yang berhasil menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah dan pelestarian budaya.
Semoga kisah ini dapat menjadi motivasi bagi kelurahan-kelurahan lain untuk terus berinovasi dan menjaga lingkungan serta budaya lokal kita.***