Di pameran, mereka sering menampilkan proses pembuatan rajutan dengan mesin manual untuk menarik minat pengunjung.
Strategi ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di pameran UMKM di Kota Gresik, di mana semua produk mereka habis terjual dalam tiga hari.
Selain pameran, Saung Rajut juga memanfaatkan media sosial dan digital marketing untuk memperluas jangkauan pasar.
Melalui pelatihan yang diberikan dalam rangkaian UMKM Awards, Asep dan Reni semakin memperkuat kemampuan mereka dalam memasarkan produk secara digital.
Asep dan Reni optimis bahwa Saung Rajut dapat terus berkembang dan bahkan menembus pasar internasional.
Mereka berharap dapat bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung untuk mengenalkan produk rajutan mereka ke pasar global.
Dengan kualitas yang bersaing, mereka yakin produk Saung Rajut akan diterima dengan baik di luar negeri.
Keduanya juga bertekad untuk menjaga dan mengembangkan sentra rajut di Binong Jati, yang mereka anggap sebagai potensi besar Kota Bandung.
Mereka percaya bahwa dengan kolaborasi dan dukungan yang tepat, sentra rajut ini dapat kembali ke masa kejayaannya dan menjadi salah satu ikon Kota Bandung.
Dengan semangat adaptasi dan inovasi, Saung Rajut telah membuktikan bahwa usaha keluarga dapat bertahan dan berkembang di tengah perubahan zaman.
Kisah Saung Rajut adalah inspirasi bagi para pelaku usaha lainnya untuk terus berinovasi dan beradaptasi demi mencapai kesuksesan.***