GORAJUARA - Unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung Sate, Jl. Diponegoro, Kota Bandung pada Jumat 22 Maret 2024 berakhir ricuh.
Aksi yang diberi nama "Bandung Lautan Api" itu menjadi sorotan publik, menyoroti tuntutan mahasiswa terhadap pemerintah, khususnya Presiden Jokowi.
Seruan untuk turunnya Presiden menjadi puncak dari unjuk rasa yang semula berlangsung damai.
Baca Juga: SERBU! RamenYA! Kasih Promo Buy 1 Get 1 Free di Bulan Ramadhan Ini, Begini Cara Mendapatkannya
Dilansir dari Inews Jabar, suasana mulai memanas saat waktu berbuka puasa, sekitar pukul 18.20 WIB.
Massa yang semula berunjuk rasa dengan tenang akhirnya merangsek ke pagar Gedung Sate, membakar flare, melemparkan kembang api, dan petasan ke arah gedung.
Puncak kegiatan terjadi ketika massa membubarkan diri sekitar pukul 18.30 WIB.
Namun, sebelumnya, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bandung telah berkumpul di depan Gedung Sate dengan tuntutan yang jelas.
Tuntutan mereka terutama terfokus pada harga kebutuhan pokok yang terus melambung, serta kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro-rakyat.
"Kami memandang istana ini menjadi pembohong karena mereka selalu menyatakan demi rakyat. Mereka menyatakan perwakilan rakyat, tapi mereka tidak pernah melakukan kebijakan pro rakyat," kata Ketua BEM KEMA Unpad 2024, Fawwaz Ihza Mahendra.
Selain itu, mahasiswa juga menyoroti distribusi bantuan sosial yang dianggap hanya sebagai alat politik menjelang pemilu.
"Tapi sayangnya bantuan sosial sembako itu disalurkan sebelum pemilu dilaksanakan. Kami melihat ternyata bantuan sosial pemerintah sebelum pemilu itu hanya untuk politik semata," tambahnya.
Dalam unjuk rasa ini, mahasiswa mengajukan 12 tuntutan, termasuk stabilitas harga kebutuhan pokok, perburukan demokrasi, dan dinamika politik di istana.