Jadi Kampung Tangguh, Palasari Hidupi Warganya Lewat Hasil Kebun Sendiri

photo author
- Kamis, 29 Februari 2024 | 20:05 WIB
Jadi Kampung Tangguh, Palasari Hidupi Warganya Lewat Hasil Kebun Sendiri (Diskominfo Kota Bandung)
Jadi Kampung Tangguh, Palasari Hidupi Warganya Lewat Hasil Kebun Sendiri (Diskominfo Kota Bandung)

GORAJUARA - Bermula saat pandemi Covid-19 melanda, warga Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung mencoba bangkit dan saling bantu untuk swasembada pangan. Terlebih Palasari termasuk daerah padat penduduk, yakni terdiri dari 14 RW, 83 RT, dan total warganya mencapai 17.763 jiwa.

Lurah Palasari, Eman Sulaeman mengungkapkan, awalnya masyarakat masih sangat bergantung dengan bahan pangan dari luar kota. 

"Namun, saat pandemi Covid-19 melanda, kami benar-benar kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akhirnya, kami sepakat untuk mulai sedikit demi sedikit menumbuhkan kebiasaan baru dengan hadirnya Buruan Sae," ungkap Eman.

Baca Juga: PERHATIAN! Razia Kendaraan Bermotor Kembali Akan Digelar Mulai 4 Maret 2024, Ini yang Jadi Sasaran Tilang

Sejak saat itulah, Kelurahan Palasari, mendirikan Buruan Sae bernama Sabedug (sauyunan berkebun diusahakan guyub) di RW 13.

Awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sekitar. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu belanja ke luar, tinggal memanfaatkan hasil kebun di Buruan Sae.

"Namun, alhamdulillah sampai sekarang masih eksis. Seminggu sekali ada pemeliharaan di Buruan Sae tiap Rabu. Bisa dibilang efektif karena dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sendiri, bahkan warga luar juga," akunya.

Baca Juga: Inilah Sejarah Tahun Kabisat yang Selalu Jatuh Bulan Februari, Lalu Kapan Tahun Kabisat Berikutnya Terjadi?

Tanaman potensial yang ada di Buruan Sae Sabedug di antaranya cabai domba, bawang merah, pakcoy, serta buah-buahan seperti jambu merah dan nangka. 

"Dengan memanfaatkan lahan yang ala kadarnya bisa bermanfaat untuk keluarga sendiri, umumnya untuk orang lain, mari kita coba untuk buat Buruan Sae. Mudah-mudahan bisa memenuhi kebutuhan kita sehari-hari," ujarnya.

Tak hanya tumbuhan, ternak pun dibudidayakan di sini. Ada ayam petelur, kambing, dan domba. Setiap hari, masyarakat bisa mengambil telur yang dihasilkan di Buruan Sae.

Selain bercocok tanam, masyarakat di Palasari juga rutin memilah dan mengolah sampah. Eman menuturkan, warga sudah terbiasa memilah sampah organik, anorganik, dan residu. Setelah dipilah, sampah anorganik yang masih bernilai ekonomis disetorkan ke Bank Sampah.

"Kami juga punya Kang Empos untuk pengolahan sampah organik. Selain itu, di sini juga pengolahan sampahnya menggunakan gibrik mini di RW 13. Hasilnya pengolahan sampah relatif cepat, 30 menit bisa mengolah 1 ton sampah," jelas Eman.

Baca Juga: Inilah Arti Tahun Kabisat Menurut Penjelasan NASA, Ternyata Berhubungan dengan Orbit Bumi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Fauzi Jaelani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini