Lantaran tiga faktor tersebut di awal abad, kemudian disebut bahwa terjadi transformasi dunia secara masif yang berujung pada konflik-konflik di seluruh dunia.
"Muncul kesadaran nasionalisme di negara-negara jajahan yang menggugat kolonialisme.
"Muncul pula gerakan-gerakan sosialisme di negara-negara penjajah yang menggugat kapitalisme.
"Ini menyebabkan konflik yang besar, perebutan sumber daya dan akhirnya perang dunia ke-2.
"Ini semua dimulai dari munculnya tiga faktor itu," jelas Budiman.
Baca Juga: Kunjungi Pasar Gede Solo, Menparekraf Sandiaga Uno Harap Tradisi Grebeg Sudiro Bisa Jadi Acara Ini
Posisi Indonesia
Meskipun tidak mengharapkan hal tersebut terjadi kembali, Budiman Sudjatmiko mengingatkan agar Indonesia siap dalam menghadapi dinamika geopolitik global tersebut.
"Jika terjadi eskalasi global, Indonesia memiliki risiko yang cukup tinggi.
"Indonesia termasuk ke dalam kategori negara yang kaya raya dari sisi sumber daya alam,
"Namun sumber daya manusianya tergolong biasa-biasa saja dan kita tidak punya senjata nuklir," jelas Budiman.
Lantaran hal tersebut, Budiman menyebut Indonesia begitu rentan dimasuki kepentingan asing jika tidak ada pengelolaan yang baik.
"Negara seperti kita, jika tidak dikelola dengan baik, rentan dimasuki dominasi dan kepentingan asing bila terjadi konflik sosial yang menjurus kepada dua hal,