GORAJUARA - Pada Hari Lalu (23/11/2023) telah terkonfirmasi bahwa kabinet Israel menyetujui kesepakatan pembebasan Sandra.
Menteri Qatar sebelumnya bernegosiasi bersama pemerintahan Mesir dan Amerika Serikat mengenai Gencatan Senjata Hamas dan Israel.
Setelah itu, Qatar juga mengumumkan upaya keberhasilan negosiasi yang telah di lakukan nya.
Baca Juga: Bertani Sukses Bersama BRI, Mrican Caturtunggal Aneka Budidaya Tanaman Hijau di Yogyakarta
Dalam sebuah video yang ramai tersebar di media sosial tentang Negosiasi di Balik Gencatan Senjata, mengungkapkan bahwa detail kesepakatannya yaitu pembebasan 50 Perempuan dan anak-anak yang di Sandra Hamas.
Pembebasan tersebut untuk di tukar dengan pembebasan perempuan dan anak-anak muda Palestina yang di tahan di Penjara Israel.
Selain itu, pembukaan pintu perbatasan Rafah untuk pasokan bahan bakar, termasuk bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: Inilah Kekuatan Netizen Indonesia! Serbu Akun Sosial Media Tentara Israel Hingga Kena Mental
Juru Bicara Qatar mengungkapkan bahwa Doha berharap akan menjadi perantara untuk membebaskan lebih banyak sandera di Gaza setelah gencatan senjata dilaksanakan.
Gencatan senjata pun pada akhirnya akan direncanakan pada Kamis (23/11/2023) namun tertunda, hingga terlaksana pada (24/11/2023).
Namun sebelum dilakukan gencatan senjata itu, terlihat ada pada postingan @eye.on.palestine menulis caption bahwa ada banyak kerusakan rumah – rumah yang disebabkan oleh pengeboman Israel di Gaza selatan tepat pada (24/11/2023).
Ada juga diperlihatan kondisi kerusakan Rumah Sakit Indonesia setelah dikepung dan diserang oleh pasukan pendudukan Israel di Gaza Utara.
Selain itu, sejumlah warga Palestina terbunuh dan terluka oleh pasukan penduduk yang menembaki warga sipil yang bergera dari Selatan ke Utara Gaza.