Di samping itu, ada juga tugas tambahan dadakan yang mau tidak mau wajib dikerjakan oleh para pemagang tanpa melihat kondisi dan situasi.
Lantaran hal tersebut, korban mengaku ketakutan diteror oleh CEO untuk menyelesaikan tugasnya, di mana dia kemudian menonaktifkan data ponsel.
Nahas, setelah diaktifkan kembali, sang CEO masih terus menagih pekerjaan dadakan tersebut.
Saat korban ingin mengundurkan diri, banyak syarat yang harus dipenuhi seperti melatih pengganti, mengikuti acara dan hadir rapat mengenai tugas yang belum dipahaminya.
Jika tidak melaksanakan tugasnya, CEO akan mengancam dengan melayangkan surat peringatan (SP) kepada para anggotanya.
Kabarnya saat ini banyak para duta yang ikut mengundurkan diri karena eksploitasi yang dilakukan oleh organisasi tersebut.
Bahkan menurut penuturan korban ada yang sampai trauma panjang dan harus melakukan perawatan.***