Ahmad mengatakan dia mempunyai teman-teman Palestina dan Israel di tempat kerja.
Mengobrol satu sama lain setiap pagi adalah hal yang normal – kafe telah menjadi sebuah gelembung, jelasnya, di mana ketegangan dapat dikesampingkan.
Baca Juga: Pidato Pertama Cawapres Gibran Rakabuming Raka di Depan Pendukungnya: Yang Paling Saya Sayangi....
Sekarang, Ahmad mengatakan dia jarang berbicara dengan teman-teman Israel yang dia temui di tempat kerja.
“Itu berisiko,” katanya, memilih kata-katanya dengan hati-hati.
Hanya ada sedikit pelanggan yang menggunakan kafe ini dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga: Kompak Pakai Baju Biru, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka Daftar KPU, Janjikan Hal Ini
Kursi-kursi yang biasanya diisi oleh para pelajar yang memotret minuman mewah dan mengunggahnya ke media sosial, disandarkan pada meja.
Yang pasti, banyak pelanggan tetap di kafe tersebut masih menganggapnya sebagai tempat langka yang bisa dikunjungi oleh populasi campuran di Yerusalem.
Danny, seorang warga Israel berusia 44 tahun yang bekerja di bidang real estate, berjalan keluar dari gedung terdekat, dengan kacamata hitam melindunginya dari cahaya pagi.
Baca Juga: Bukan AHY! Resmi Andi Amran Sulaiman Dilantik jadi Menteri Pertanian Gantikan Syahrul Yasin Limpo
Ia mengatakan bahwa ia selalu menikmati kafe tersebut karena ia lebih memilih untuk “tidak terlibat dalam politik”, dan kafe ini adalah tempat yang “suka dikunjungi oleh orang-orang Arab dan Yahudi”.
Dia mengatakan bahwa orang-orang fokus pada pekerjaan mereka di wilayah tersebut, dan selalu ada hubungan baik antara warga Palestina dan Israel di rumah sakit dan universitas.
Ahmad mengatakan kafe ini hanya bisa melayani semua orang karena “dinamika khusus” di area tersebut.
