Ade mengatakan bahwa kemunculan Ganjar dalam tayangan adzan Maghrib telah menabrak aturan dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).
"KPI itu punya aturan yang bilang bahwa di dalam adzan tidak boleh ada iklan, termasuk iklan politik.
"Dan adegan Pak Ganjar itu jelas adalah kampanye politik," ungkap Ade.
Baca Juga: Memahami Perbedaan Introvert dan Ekstrovert dalam MBTI
2. Langgar aturan netralitas KPI
Selanjutnya, Ade mengatakan bahwa kemunculan Ganjar dalam siaran adzan Maghrib juga melanggar aturan atau prinsip netralitas KPI.
"Tidak boleh sebuah stasiun televisi memihak pada salah satu kandidat.
"Jadi kalau ada adzan dengan adegan Pak Ganjar shalat, mestinya juga ada adzan dengan adegan Pak Prabowo dan Pak Anies shalat," ujar Ade.
3. Terindikasi politik identitas
Gara-gara kemunculan Ganjar dalam siaran adzan Maghrib, Ade menyebut bahwa kubu dari bacapres (bakal calon presiden) tersebut dituding memainkan politik identitas.
"Kubu Pak Ganjar sekarang jadinya dituduh memainkan politik identitas karena mendorong rakyat untuk memilih karena faktor kesalehan Pak Ganjar, bukan karena alasan-alasan yang lebih penting," ucap Ade.
Baca Juga: Tata Cara Baca Surat Yasin pada Malam Rebo Wekasan, Sangat Dianjurkan dan Bisa Kalian Lakukan
4. Kesalahan adegan wudhu
Terakhir, Ade mengatakan bahwa ada kesalahan dalam adegan wudhu Ganjar pada tayangan adzan Maghrib.