Laporan pemerintah pada tahun 2021 memperkirakan bahwa 69,3 persen dari total produksi daun koka di negara tersebut pada tahun sebelumnya berasal dari lembah tersebut.
Wilayah ini juga mendapatkan reputasi sebagai pos terdepan terakhir dari Jalan Cemerlang, sebuah kelompok pemberontak Maois yang muncul di Peru pada tahun 1980an.
Pihak berwenang mengatakan kelompok tersebut sering bekerja sama dengan pengedar narkoba setempat, menawarkan keamanan bersenjata kepada mereka.
Kekerasan yang terjadi pada hari Senin adalah konfrontasi besar kedua di VRAEM tahun ini.
Baca Juga: Mau Daftar PCPM BI Angkatan 38 Pakai SKL? Yuk Check Penjelasan dari Bank Indonesia Berikut Ini
Pada bulan Februari, tujuh petugas penegak hukum juga terbunuh di wilayah tersebut, yang oleh Kementerian Dalam Negeri Peru disebut sebagai serangan paling mematikan terhadap polisi dalam satu dekade.
“Pemerintahan saya telah memerintahkan perlawanan frontal melawan aliansi terorisme dan perdagangan narkoba di VRAEM dan di seluruh wilayah negara,” kata Boluarte saat itu.
Shining Path memainkan peranan penting dalam konflik internal Peru, khususnya pada tahun 1980an, ketika mereka melancarkan perang rakyat untuk menggulingkan pemerintah dan merestrukturisasi masyarakat dengan kekerasan.
Pemerintah melakukan tindakan kontra-pemberontakan yang brutal untuk membasmi kelompok tersebut.
Selama dua dekade pertempuran berikutnya, diperkirakan 70.000 orang terbunuh.
Pelanggaran hak asasi manusia yang luas dilakukan baik oleh pemberontak maupun militer, menurut Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Peru.
Daerah pedesaan yang miskin di negara tersebut seperti Ayacucho, yang merupakan rumah bagi banyak penduduk Pribumi, menanggung beban penderitaan yang paling berat.