Pesan dari Sejarah Islam: Setiap Jatuh Ada Bangkitnya

photo author
- Selasa, 4 Januari 2022 | 23:15 WIB
Islam adalah agama yang merupakan rahmat bagi alam semesta.*** (Gorajuara/Unsplash @rumanamin)
Islam adalah agama yang merupakan rahmat bagi alam semesta.*** (Gorajuara/Unsplash @rumanamin)

GORAJUARA – Semua yang jatuh tak akan selamanya jatuh. Dan yang di atas tak selamanya meninggi. Semua dipergilirkan.

Umat islam dulu memimpin dunia. Tapi, kenapa hari ini umat islam seperti dipermainkan banyak bangsa?

Sebelumnya kita terus berduka memikirkannya; Palestina yang belum terlihat terang pelita harapannya, negeri-negeri muslim yang penduduknya dibantai dan dipenjara, pemimpin yang memikirkan diri sendiri dan rakyat yang jauh dari ulama.

Baca Juga: Pupuk Kimia Bagi Tanaman, Bahayakah

Baca Juga: Senyawa Kimia NPK, Itu Penting Bagi Tanaman

Namun, jika hal tersebut kita coba bandingkan dengan sejarah islam itu sendiri, kita akan melihat suatu tanda penting yang harus kita renungi.

Perlu kita ingat bahwa yang jatuh takkan selamanya jatuh dan yang diatas tidak akan selamanya tinggi.

Maka dari hal ini kita akan diingatkan pada firman Allah dalam QS. Ali Imran : 140 yang artinya “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”.

Baca Juga: Cara Kerja Bakteri pada Tanaman

Baca Juga: Makanan Pokok Semua Tanaman Sama, Hanya Berbeda Komposisinya

Kembali pada Iqra' kita; mengilmui agama dan membaca alam semesta. Kembali pada Al Ashr kita; beriman dengan jiwa, beramal shalih dengan perbuatan, saling ingat mengingatkan pada kebaikan dan kesabaran.

Kembali mentadabburi perjalanan hidup Rasulullah SAW, bagaimana beliau bersikap, tentang menghadapi tantangan, menjaga persatuan, mengalahkan keputusasaan, gagah berani di jalan kebenaran, dan pandai mengambil ilmu pengetahuan dengan bijaksana.

Kembali pada mode default kita sebagai Ummatan Wasathan: moderat dan seimbang antara kata dan aksi nyata, antara ilmu dunia dan pemahaman akhiratnya.

Baca Juga: Aqiqah Wujud Syukur Atas Kelahiran Anak, Bagaimana Jika Orang Tua Tidak Mampu?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abu Rahma

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kapan Nisfu Syaban 2025? Cek Tanggal di Sini!

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:00 WIB