Ibu Rumah Tangga Mendadak Jadi Guru

photo author
- Kamis, 30 Juni 2022 | 08:02 WIB
Keluarga Besar SMAN 2 Kuta Selatan, Bali bergerak serentak menyambut Kurikulum Merdeka sebagai Sekolah Penggerak: Salam dan Bahagia!. (gorajuara.com/dok. I Nyoman Tingkat)
Keluarga Besar SMAN 2 Kuta Selatan, Bali bergerak serentak menyambut Kurikulum Merdeka sebagai Sekolah Penggerak: Salam dan Bahagia!. (gorajuara.com/dok. I Nyoman Tingkat)

 

GORAJUARA - Pandemi Covid-19 telah menimbulkan tiga krisis : kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Ketiga krisis ini saling berkelindan,. Krisis pendidikan terjadi karena ekonomi terganggu yang mengakibatkan krisis kesehatan baik siswa, guru, dan orangtua, dan masyarakat pada umumnya.

Krisis itu telah menimbulkan beban psikologis bagi seorang ibu yang mendampingi anaknya belajar di rumah. Keluhannya diposting di media sosial. Dalam postingan itu ada tiga hal yang dikeluhkan, seorang ibu mendampingi anaknya belajar daring.

Pertama, menyerah berperan sebagai guru (bermain guru-guruan) dengan alasan tidak berbakat.. Seorang ibu yang menyerah menjadi guru buat anaknya, bisa dipahami bila dalam kaitannya dengan tugas pendampingan bidang akademik. Akan tetapi, bila dalam kaitannya tugas mendidik, seharusnya tidak menyerah. Bagaimana pun, ibu rumah tangga adalah guru rupaka (orangtua) buat anak-anak di rumah.

Baca Juga: Enam Orang Mahasiswa Nekad 'Mencuri Raden Saleh' di Istana Negara

Baca Juga: Belajar Cara Memandang Harta dari Berkurban

Kedua, seorang ibu yang mengeluh karena urusan dapur untuk pemenuhan asupan gizi keluarga termasuk anak-anak. Memasak sebagai pekerjaan mengolah bahan makanan menjadi makanan yang bersaripati bagi kehidupan belum dilihat sebagai wahana pendidikan yang memberikan vibrasi dalam kehidupan keluarga. Memasak belum dilihat sebagai bagian dari ibadah (karmayoga), pekerjaan mulia.

Peran ini dipandang sebagai urusan domestik keluarga semata, belum dilihat sebagai wahana pendidikan. Sebab keluarga kita di rumah sesungguhnya adalah apa yang dia makan, bagaimana mendapatkan, dari mana makanan itu diperoleh. Pertanyaan-pertanyaan itu, mengacu pada jawaban tiga kriteria mendapatkan makanan menurut pandangan Hindu : satwik, rajasik, dan tamasik. Makanan satwik diperoleh secara benar berdasarkan dharma untuk memberikan sari-sari kehidupan buat anak-anak, sebagaimana layaknya itik mendapatkan makanan di lumpur, mampu memilah makanan dari lumpur. Makanan rajasik diperoleh secara agresif menghalalkan segala cara, sebagaimana layaknya ayam berebut makanan, sedangkan makanan tamasik diperoleh dengan cara bermalas-malasan, sebagaimana layaknya babi. Dua yang terakhir ini tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh keluarga.

Ketiga, seorang ibu takut merusak hubungan komunikasi dengan anak karena tidak sabar. “Bunda anak-anak yang sudah mulai hipertensi”. Rusaknya hubungan komunikasi bisa menimbullkan bencana keluarga, yang diliputi kegelapan. Sebaliknya, komunikasi yang elegan dan berbudaya, memberi celah cahaya bagi keluarga karena anak-anaknya beretika dan bermoral. Anak adalah cahaya keluarga.

Baca Juga: Tip Menjadi Penulis Ala Kang Hanif Ahsyar, Kerjasama AKSI dan Aku Pintar

Baca Juga: Aksi Simpatik Vito Buat Rasmus Gemke yang Hentikan Laga di Babak 32 Besar Malaysia Open 2022

Begitulah Pandemi Covid-19 telah membuat tatanan kehidupan berubah secara drastis yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Di sinilah peran tripusat Pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat) perlu bahu-membahu saling menguatkan.

Dengan kuat kita semangat, dengan semangat kita sehat, dengan sehat kita menang. Kemenangan bermula dari cara berpikir. Perang dan damai dimulai dari pikiran, maka kendalikanlah pikiran termasuk selektif memposting informasi agar frekuensi udara tidak tercemar, yang justru menambah virus informasi yang belum ada vaksinnya.

Inilah renungan Hari Keluarga Nasional yang dirayakan setiap 29 Juni. Keluarga adalah representasi dari sebuah negara. Oleh karena itu, ada ungkapan Keluarga besar bangsa Indonesia. Semoga semua hidup berbahagia.***

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Buddy Wirawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB