Berkah di Balik Musibah, Puisi Hilda Raih Juara Pertama Festival Teater Tingkat Nasional

photo author
- Minggu, 5 Juni 2022 | 08:05 WIB
Hilda Aprilliany Paju, S.Pd. guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali, Pembina teater sekaligus penyair.  (Foto:Gorajuara.com/dok.I Nyoman Tingkat)
Hilda Aprilliany Paju, S.Pd. guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali, Pembina teater sekaligus penyair. (Foto:Gorajuara.com/dok.I Nyoman Tingkat)

GORAJUARA,- “Berkah di balik musibah”, itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan selama lebih dari 2 tahun.

Hal ini mengingatkan kita pada tragedy Bom Bali, 12 Oktober 2002, yang menewaskan 202 orang, dua puluh tahun silam. Bom Bali itu adalah duka derita bagi para pekerja pariwisata, di Bali.

Saat itu, banyak pekerja pariwisata yang keteteran, bahkan ada yang kena PHK. Hal serupa dan lebih ganas terjadi sejak diumumkan WHO pandemi Covid-19 yang membuat para pekerja pariwisata di Bali, khususnya di kecamatan Kuta Selatan tidak saja di PHK, tetapi menyerah dan pulang kampung kembali bertani kecil-kecilan dengan lahan seadanya.

Baca Juga: Reyna Lagi-Lagi Buat Andin Sedih Karena Rindu Dengan Aldebaran! Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta Terbaru

Sementara anaknya, yang bersekolah di SMA Negeri 2 Kuta Selatan di tinggal di rumah, bahkan juga ada yang diajak pulang kampong, nyaris tak terkoneksi dengan pihak sekolah. Namun berkat kerja keras, pihak sekolah, mereka bisa diselamatkan bahkan bisa sampai tamat. Ini merupakan prestasi dalam konteks Kurikukum Merdeka.

Pukulan Pandemi Covid-19 ganas dan Bom Bali 12 Oktober 2002, nyatanya tidak hanya merontokkan pilar ekonomi, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi seniman berkarya.

Sesaat setelah Bom Kuta meledak, ledakan seni berbagai genre lahir di Bali, mulai dari puisi, cerpen, lagu pop Bali membahana. Begitu juga saat Pandemi Covid-19, ledakan seni juga membuncah, mulai dari puisi, cerpen, tarian, lagu pop Bali, termasuk chanel youtobe yang menginspirasi mengedukasi masyarakat di tengah kesulitan.

Hal demikian juga berhasil di tangkap oleh Hilda Aprilliany Paju, S.Pd., guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Kuta Selatan. Ia menulis puisi berjudul “Jeritan” dan berhasil meraih juara 1 dalam Festival Teater TiLAR di UKSW Salatiga Jawa Tengah (2021).

Baca Juga: Penyanyi Shakira Putuskan Pisah dengan Pique, Selingkuh dengan Ibu Sesama Pemain Barcelona?

Penghargaan Juara Pertama Festival Teater Tingkat Nasional
Penghargaan Juara Pertama Festival Teater Tingkat Nasional (Foto: Gorajuara.com/dok I Nyoman Tingkat)

Festival Teater khususnya bidang musikalisasi berskala nasional ini, adalah pengalaman pertama bagi siswa SMA Negeri 2 Kuta Selatan, yang belum genap berusia 3 tahun.

Puisi karya Hilda itu dimusikalisasi oleh siswa SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali. Ini puisi lengkapnya:

“Nabastala enggan tersenyum/Loka wigna terus mencekam/Aturan terus berubah/Hingga jiwa gelabah// Seketika hiruk pikuk terhenti/orang-orang di PHK/Sekolah, kantor pertokoan,semua tutup/Tak kala pedagang kecil pun ikut/Terseok mencari rejeki// Suara jeritan kealaparan/ Suara jeritan kesakitan/ Semua menyerua ketakuatan/Tak kala dilanda kesusahan//Termenung dalam Doa/Memohon berkat untuk bhuana/Agar dunia kembali sehat/Bebas dari virus yang menggeliat//

Puisi Hilda dimusikalisasi oleh tiga orang siswa, yaitu Dwi Artika Sari Devi, Natashya Chariza Tjahyadi, dan Silvia Inri Hosiana Br. Simanjuntak berhasil merebut hati dewan juri hingga berhasil meraih juara 1.

Pesan yang disampaikan terasa tepat menggambarkan suasana Pandemi-19 lebih-lebih bagi orang tua yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata, seperti di daerah Kuta Utara, Kuta, dan Kuta Selatan, yang dominan mengandalkan hidup dari pariwisata. Jalanan lengang, mall, pantai sepi. Tiada orang plesir. PHK tak terhindarkan.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Episode Terbaru Malam Ini: Hubungan Gelap Elsa dan Ricky Terancam Akan Dibocorkan

Ketika ditanya perasaan Hilda, puisinya berhasil memenangkan juara Festival Teater Tingkat Nasional, “Tak menduga juara. Kejutan buat saya dan anak teater, apalagi baru pertama kali ikut Festival Tingkat Nasional. Ini persembahan buat SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali. Saya bangga dan bersyukur di tengah pandemic masih bisa berkarya. Bolehlah ini disebut, berkah di balik musibah”, kata Hilda dengan tersenyum bangga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Janitra Achmad

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB