GORAJUARA - Merdeka belajar diawali dengan mengubah paradigma pendidikan. Pendidikan yang hanya melahirkan anak-anak jago menyelesaikan soal-soal tes sudah berakhir.
Program pembelajaran proyek, diimplementasikan untuk melahirkan generasi berkarakter unggul. Generasi yang bisa menjadi solusi bagi kesejahteraan masyarakat.
Prestasi anak-anak yang hanya bisa mengerjakan soal-soal tes dengan baik, tidak berbanding lurus dengan keberhasilan mereka di masyarakat.
Baca Juga: Webinar Kepedulian DWP Provinisi Jawa Barat, Anak Generasi Z Hyperconnectivity
Prestasi akademik ditandai dengan jago mengerjakan soal tes hanya mengukur keberhasilan anak-anak di sekolah. Generasi jago kerjakan soal tes tidak signifikan bantu masalah bangsa.
Saat ini, bukan akan-anak jago kerjakan soal tes yang dibutuhkan. Di lapangan butuh anak-anak yang bisa menyelesaikan masalah-masalah kehidupan untuk dirinya, keluarga, dan masyarakat.
Tidak sedikit terjadi anak-anak yang kesulitan mengerjakan soal-soal tes, pada kehidupan masyarakat mereka menjadi pemimpin perubahan dan penyejahtera kehidupan. Mereka menjadi orang-orang nomor satu di perusahaan kecil maupun besar.
Baca Juga: Ada Apa di SMAN 1 Bandung... Mendapat Kunjungan MKKS Provinisi Sumbar
Seorang anak lulusan SMA datang ke sekolah, memperkenalkan diri sebagai pemilik perusahaan clining service. Dia menceritakan bagaimana sulitnya kehidupan setelah lulus SMA.
Dengan ijazah nilai akademik sedang, mendatangi pintu-pintu perusahaan. Jawabannya selalu tidak ada lowongan.
Hingga suatu saat sebuah tragedi terjadi, surat lamaran yang dititipkannya ke satpam dibuang ke tempat sampah. Marah dan putus asa memuncak namun apa daya itulah takdir.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Joyana, Anak Yatim Berprestasi
Tragedi itu telah mendorong dirinya bertahun-tahun menjadi cleaning service dan sekarang menjadi pemilik perusahaan cleaning service. Perusahaannya kini mampu bersaing dengan perusahaan besar yang dimiliki asing.
Pembelajaran proyek adalah sebuah proyek pendidikan karakter, agar anak-anak bisa berpikir konstruktif ketika menerima kegagalan. Berpikir konstruktif yaitu berpikir ilmiah, mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya.