GORAJUARA - Membaca surah Yasin setiap malam Jum'at adalah tradisi masyarakat Islam di Indonesia. Tradisi ini merupakan kebiasaan masyarakat untuk merayakan malam hari Jum'at.
Jika kita selami isi dari surah Yasin berkaitan dengan profesi guru. Isinya bercerita tentang bagaimana para utusan menjalan tugasnya menyampaikan kebenaran dari Allah.
Baca Juga: Ustad Yana Ajaib Mengajar Sambil Mengobati, Melalui Terapi Tanpa Sentuh
Para utusan adalah para Nabi dan Rasul yang mengajarkan umat manusia untuk menghindari larangan dan melaksanakan perintah Allah.
Tugas para utusan terdahulu kini diwariskan pada guru-guru dari dengan berbagai nama profesi keguruan. Akibat ideologi sekuler, istilah guru menjadi terpecah-pecah.
Baca Juga: Belajar berpikir dari Nabi Khidir, Beda Berpikir Menurut Petunjuk Allah dengan Awam
Hakikatnya semua guru adalah penerus para Nabi untuk menjaga dan terus menyampaikan pesan-pesan ilahi. Pesan-pesan ilahi bisa disampaikan melalui ayat kauniyah atau qauliyah.
Pesan dari surat Yasin untuk para guru sebagai pembawa pesan, pewaris penyampai ilmu dari Allah adalah tidak meminta upah.
Baca Juga: Mendidik dengan Tiga Kegembiraan, Ala Soichiro Honda
"Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Yasin, 36:21)
Etika sebagai guru, diajarkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, tidak meminta upah dari tugasnya sebagai penyampai kebenaran, agar tetap berada di jalan lurus.
Mengajar dengan meminta upah akan menurunkan kualitas guru menjadi seorang pekerja. Seorang guru sangat dibutuhkan kehadirannya, sangat dihargai, dan dimuliakan.
Tanpa meminta, rezeki seorang guru sudah dijamin oleh Allah akan dicukupkan segala kebutuhannya. Namun demikian karena kesederhanaan hidupnya, rezeki para guru selalu melebihi dari apa yang dibutuhkannya.
