Sekolah Penggerak, Guru Hanya Memberikan Bahan Ajar Sesuai dengan Kebutuhan Peserta Didik

photo author
- Sabtu, 19 Februari 2022 | 06:05 WIB
Wakil Kepala SMA Negeri 18 Kota Bandung Bidang Kurikulum, Ida Nurlaelasari, S.Pd., (Foto: Gorajuara.com/Ahmad Fauzi Jaelani)
Wakil Kepala SMA Negeri 18 Kota Bandung Bidang Kurikulum, Ida Nurlaelasari, S.Pd., (Foto: Gorajuara.com/Ahmad Fauzi Jaelani)

GORAJUARA - Kurikulum Sekolah Penggerak (KSP) fokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi  atau literasi dan numerasi, serta karakter.

Namun, hal itu harus diawali dengan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Terkait Kurikulum Sekolah Penggerak, menurut Wakil Kepala SMA Negeri 18 Kota Bandung Bidang Kurikulum, Ida Nurlaelasari, S.Pd., untuk jenjang SMA sesuai Kurikulum 2012 di kelas X tidak ada peminatan atau jurusan, IPA, IPS dan Bahasa.

Baca Juga: Doa dan Amalan Sunnah yang Biasa Rasulullah Laksanakan dihari Jumat, Menjadi Berkah Dalam Beraktivitas

Tetapi di Sekolah Penggerak, lanjut Ida, di kelas X  siswa diwajibkan untuk mengambil mata pelajaran (mapel) wajib, dan mereka harus mempersiapkan diri untuk menentukan pilihan mapel di kelas XI.

Ida mengungkapkan, SMA Negeri 18 sampai Agustus 2021 masih melaksanakan pembelajaran secara dalam jaringan (daring).

Setelah ada aturan dari Pemerintah Daerah yang memperbolehkan  pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT), maka kita melaksanakannya.

Baca Juga: Profil Chef Juna Juri Masterchef Indonesia Season 9, Ini Menu Masakan Padang Favoritnya

Meski  SMA Negeri 18  berada di wilayah Cabang Dinas Pendidikan VII Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,  sebut Ida, tetapi untuk PTMT harus menginduk ke Pemerintah Daerah.

Pertama kali melaksanakan PTMT  tanggal 8 September 2021.  Dalam satu bulan masa uji coba PTMT dengan kafasitas 25 persen, kemudian masuk ke masa transisi dua bulan, yakni  Oktober dan November PTMT  dengan kafasilitas 50 persen.

“Berdasarkan himbauan dari Dinas Pendidikan Kota Bandung  sampai Desember 2021, PTMT bisa dilaksanakan maksimal dengan kafasitas 50 persen,” katanya, Jumat 18 Februari 2022.

Baca Juga: Ketua MKKS Wilayah 3 Kabupaten Sumedang Minta Para Kepala Sekolah Kirim Guru dan Siswa Ikuti Lomba Karya Tulis

“Nah,  ketika melakukan PAS kita mencoba dua sesi dengan kafasitas masing-masing 50 persen,” lanjut  Ida.

Program kurikulum yang sudah dilaksanakan pada semester 1, jelas Ida, adalah In House Training (IHT) Sekolah Penggerak, Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk  kelas XI, Pekan Ulangan, Psikotes dan Penilaian Akhir Semester (PAS).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rusyandi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berikan Hak Pengelolaan Guru Pada Kemdikbud...

Minggu, 21 Januari 2024 | 19:01 WIB

Sosialisasi Sapadisdik KCD Wilayah VII

Jumat, 8 Desember 2023 | 14:10 WIB

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Tanpa Kertas....

Rabu, 6 Desember 2023 | 18:04 WIB

5.800 Beasiswa Perguruan Tinggi Pemerintah Jawa Barat.

Kamis, 30 November 2023 | 04:44 WIB

Sekjen DPP AKSI...Apresiasi Kegiatan BBGP....

Rabu, 22 November 2023 | 15:12 WIB

Jadi Guru Super Kepo Karena Amanat Guru...

Rabu, 22 November 2023 | 07:20 WIB

SMAN 15 Bandung Dirikan Galeri Investasi Edukasi...

Sabtu, 18 November 2023 | 09:57 WIB

SMAN 15 Bandung Dorong Kolaborasi dengan IKA Libels...

Jumat, 17 November 2023 | 21:47 WIB

SMAN 15 Bandung Lakukan LDKS....

Minggu, 12 November 2023 | 11:17 WIB