GORAJUARA - Untuk membentuk siswa yang bernalar kritis dan kreatif adalah menulis, sehingga dengan menulis siswa akan terbiasa membangun sebuah gagasan, sekaligus mengkomunikasikannya secara runtut.
Sebab yang ditulis itu adalah ide atau gagasan, maka seyogyanya menulis ini harus diaplikasikan dalam setiap mata pelajaran.
Seperti pepatah menyebutkan bahwa guru adalah sosok yang harus digugu dan ditiru atau dipercaya dan diikuti.
Sudah kesewajaran apabila sebelum mengajak siswanya menulis, guru harus menjadi role model bagi siswa dalam menulis.
Menurut Koordinator Best Practice Guru SMA Negeri 18 Kota Bandung, Gita Maharani, S.Pd., permasalahan yang kerap muncul, tidak semua guru bisa menulis.
Sebab bisa menulis itu karena memang biasa, dan kenapa mereka tidak bisa menulis karena tidak biasa.
Kebetulan ketika Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui ‘Jabar Masagi’ mengadakan kolom Best Practice di PPTIK-ITB, lanjut Gina, kepala sekolah meminta kami untuk mengirimkan karya tulis tentang praktik baik untuk diupload di dalam website tersebut.
“Saya kebetulan ditunjuk untuk mengumpulkan karya tulis dari para guru SMA Negeri 18, sekaligus mengedit sesuai kemampuan. Karena memang latar belakang saya bukan dari bahasa, tetapi dari matematika, hanya suka menulis” tutur Gita.
Akhirnya, tambah Gita, dirinya meminta kepada guru-guru untuk mengumpulkan karya praktik baik sebisanya saja.
Jadi kalau yang misalkan bisa menulis 10 paragraf silakan, kalau memang hanya 2 paragraf juga tidak apa-apa. Bahkan, hanya bisa memberikan ide atau gagasan juga diperbolehkan.
Ketika meminta karya tulis praktik baik langsung terkumpul, tidak langsung jadi, kata Gita, semua itu butuh proses.
Sebab tidak semua guru paham tentang Best Practice atau praktik baik. Ada juga yang bertanya Best Practice itu apa?
“Saya juga melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada guru-guru dan memberitahukan bahwa best practice ini sepeti ini. Sebenarnya guru-guru sudah melakukan dan terbiasa dengan Best Practice,” katanya.
Sebagai seorang guru, pastilah banyak melakukan kebaikan kepada para siswanya termasuk seperti memberikan motivasi, pembinaan, dan memberikan pengarahan kepada para siswa,” ujarnya.
Contoh, kata Gita, jika ada anak yang malas ke sekolah, tidak mau belajar atau tidak menyukai pelajaran “A’ misalnya, itu sudah menjadi kewajiban guru untuk memotivasi dan sudah dilakukan oleh guru.
Hanya praktik baik itu memang sebagian guru tidak bisa menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.