Sejatinya Guru Itu Harus Menjadi Role Model Bagi Siswa dalam Menulis

photo author
- Jumat, 18 Februari 2022 | 10:25 WIB
Koordinator Best Practice Guru SMA Negeri 18 Kota Bandung, Gita Maharani, S.Pd., (Foto: Gorajuara.com/Ahmad Fauzi Jaelani)
Koordinator Best Practice Guru SMA Negeri 18 Kota Bandung, Gita Maharani, S.Pd., (Foto: Gorajuara.com/Ahmad Fauzi Jaelani)

GORAJUARA - Untuk membentuk siswa yang bernalar kritis dan kreatif adalah menulis, sehingga dengan menulis siswa akan terbiasa membangun sebuah gagasan, sekaligus mengkomunikasikannya secara runtut.

Sebab yang ditulis itu adalah ide atau gagasan, maka seyogyanya menulis ini harus diaplikasikan dalam setiap mata pelajaran.

Seperti pepatah menyebutkan bahwa guru adalah sosok yang harus digugu dan ditiru atau dipercaya dan diikuti.

Sudah kesewajaran apabila sebelum mengajak siswanya menulis, guru harus menjadi role model bagi siswa dalam menulis.

Menurut Koordinator Best Practice Guru SMA Negeri 18 Kota Bandung, Gita Maharani, S.Pd., permasalahan yang kerap muncul, tidak semua guru bisa menulis.

Sebab bisa menulis itu karena memang biasa, dan kenapa mereka tidak bisa menulis karena tidak biasa.

Kebetulan ketika Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui ‘Jabar Masagi’ mengadakan kolom Best Practice  di PPTIK-ITB, lanjut Gina, kepala sekolah meminta kami untuk mengirimkan karya tulis tentang praktik baik untuk diupload di dalam website tersebut.

“Saya kebetulan ditunjuk untuk mengumpulkan karya tulis dari para guru SMA Negeri 18,  sekaligus mengedit sesuai kemampuan. Karena memang latar belakang saya bukan dari bahasa, tetapi dari matematika, hanya suka menulis” tutur Gita.

Akhirnya, tambah Gita, dirinya meminta kepada guru-guru untuk mengumpulkan karya praktik baik  sebisanya saja.
Jadi kalau yang misalkan bisa menulis 10 paragraf silakan, kalau memang hanya 2 paragraf juga tidak apa-apa. Bahkan, hanya bisa memberikan ide atau gagasan juga diperbolehkan.

Ketika meminta karya tulis praktik baik langsung terkumpul, tidak langsung jadi, kata Gita, semua itu butuh proses.
Sebab tidak semua guru paham tentang Best Practice atau praktik baik. Ada juga yang bertanya Best Practice itu apa?

“Saya juga melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada guru-guru dan  memberitahukan bahwa best practice ini sepeti ini. Sebenarnya guru-guru sudah melakukan dan terbiasa dengan Best Practice,” katanya.

Sebagai seorang guru, pastilah banyak melakukan kebaikan kepada  para siswanya termasuk seperti memberikan motivasi, pembinaan, dan memberikan pengarahan kepada para siswa,” ujarnya.

Contoh, kata Gita, jika ada anak yang malas ke sekolah, tidak mau belajar atau tidak menyukai pelajaran “A’ misalnya, itu sudah menjadi kewajiban guru untuk memotivasi dan sudah dilakukan oleh guru.

Hanya praktik baik itu memang sebagian guru tidak bisa menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rusyandi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berikan Hak Pengelolaan Guru Pada Kemdikbud...

Minggu, 21 Januari 2024 | 19:01 WIB

Sosialisasi Sapadisdik KCD Wilayah VII

Jumat, 8 Desember 2023 | 14:10 WIB

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Tanpa Kertas....

Rabu, 6 Desember 2023 | 18:04 WIB

5.800 Beasiswa Perguruan Tinggi Pemerintah Jawa Barat.

Kamis, 30 November 2023 | 04:44 WIB

Sekjen DPP AKSI...Apresiasi Kegiatan BBGP....

Rabu, 22 November 2023 | 15:12 WIB

Jadi Guru Super Kepo Karena Amanat Guru...

Rabu, 22 November 2023 | 07:20 WIB

SMAN 15 Bandung Dirikan Galeri Investasi Edukasi...

Sabtu, 18 November 2023 | 09:57 WIB

SMAN 15 Bandung Dorong Kolaborasi dengan IKA Libels...

Jumat, 17 November 2023 | 21:47 WIB

SMAN 15 Bandung Lakukan LDKS....

Minggu, 12 November 2023 | 11:17 WIB