GORAJUARA - Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd, (DNK) Ketua DPP AKSI mengatakan para kepala sekolah yang tidak berorganisasi melanggar UU Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005.
Menurut DNK kepala sekolah adalah manusia langitan. Manusia berkualitas intelektual tinggi yang harus berkumpul dengan manusia-manusia berkualitas tinggi, untuk memikirkan nasib bangsa.
Dalam rapat evaluasi Rakernas AKSI, Dr. DNK mengatakan kepala sekolah manusia berhati "setengah dewa". Manusia berkualitas tinggi seperti Nabi Khidr yang bisa membaca masa depan.
Baca Juga: Jangan Bingung...Ini Cara Implementasi Kurikulum Merdeka...
Seperti Nabi Khidr, Kepala Sekolah sudah bisa membaca apa yang akan terjadi di masa depan. Kepala sekolah punya kemampuan membaca psikologi maksud pikiran orang.
Dr. DNK mengatakan kepala sekolah profesional harus punya organisasi profesi untuk mengembangkan kompetensinya, berkolaborasi mengawal generasi emas 2045.
Dr. Toto Suharya, S.Pd. M.Pd. mengatakan kurang lebih 300.000 kepala sekolah, mereka bisa mendapat layanan informasi, dan saling bertukar informasi melalui organisasi AKSI.
Baca Juga: Jabar Masagi, Guru Masagi, Cerminan Filosofi Sunda dalam Kurikulum Merdeka
Untuk mempermudah para kepala sekolah berorganisasi, para kepala sekolah bisa mengakses www.satuaksi.id. Para kepala sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB, bisa daftar online.
Melalui layanan digital, kepala sekolah tidak lagi bingung untuk menjadi anggota organisasi legal. Kepala sekolah bisa menganskes website, penuhi persyaratan dan langsung dapat kartu anggota.
Di dalam kartu anggota, tercatat kepala sekolah sudah punya nomor anggota yang diurutkan secara nasional. Kartu anggota bisa di download dan dicetak dengan kualitas bagus.
Baca Juga: Guru dan Kepala Sekolah Yang Dibenci Allah...Bahaya...
Sudah saatnya, kepala sekolah kembali kepada tugas dan tanggung jawab yang sesungguhnya, mengawal anak-anak kita untuk menjadi manusia-manusia unggul.
Berorganisasi adalah sunnatullah manusia. Orang-orang baik harus berkumpul untuk membuat strategi, merencanakan hal-hal baik. Kebaikan akan tergeser oleh keburukan yang direncanakan.***