edukasi

Strategi Mewujudkan Visi Sekolah dengan Cinta dan Love

Kamis, 11 Agustus 2022 | 07:50 WIB
Pengembangan Ekstrakurikuler Jurnalistik di SMAN 2 Kuta Selatan dilaksanakan bekerjasama dengan Fakultas Ilmua Budaya Unud sebagai bagian dari Merdeka Belajar dengan semangat Kurikulum Merdeka. (Foto: dok Nyoman Tingkat)

GORAJUARA,- Strategi adalah siasat untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Visi SMA Negeri 2 Kuta Selatan adalah mewujudkan Komunitas belajar yang berkecerdasan, berbudaya, dan berdaya saing dengan moto Wiweka Jaya Sadhu (arif bijaksana dalam memenangkan persaingan berdasarkan budaya bangsa).

Visi yang berintikan tiga frasa kunci, yaitu cerdas, berbudaya, dan berdaya saing tak ubahnya ”trisakti” yang harus diusung bersama oleh keluarga besar sekolah.

Untuk mewujudkan trisakti itu, diperkuat dengan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler secara berkesinambungan. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan guru dalam pembelajaran melalui tatap muka di dalam kelas.

Baca Juga: Waduh! Ramai di Medsos, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Lakukan Ospek Lewati Batas, Benarkah?

Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan siswa di luar jam tatap muka untuk mengerjakan tugas-tugas kurikuler yang diberikan guru saat tatap muka di kelas.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan siswa di luar jam belajar untuk menyalurkan bakat dan minat serta mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik yang unik dengan kehebatannya masing-masing.

Sinergi ketiga kegiatan siswa tersebut dipilih dengan sejumlah argumentasi. Pertama, pendidikan (di sekolah) adalah sebuah sistem. Berbagai elemen dalam sistem saling terkait untuk memperkuat visi dan misi sekolah. Elemen itu adalah 3 M (Man, Materi, Money).

Elemen Man di sekolah adalah tenaga pendidik, siswa, tenaga kependidikan. Elemen Materi adalah fasilitas dan sarana prasarana pendukung sekolah. Elemen Money di sekolah bersumber dari dana BOS (APBN), dana APBD, dan dana masyarakat (orangtua siswa).

Baca Juga: Usai Penetapan Tersangka Terhadap Ferdy Sambo, Penyidik Akan Periksa Putri Candrawathi Terkait Motif Pembunuha

Kedua, pembinaan dan pengembangan kemampuan siswa haruslah bersifat holistik tanpa diskriminasi. Pendidik perlu menggali, menemukan, mengembangkan kemampuan akademik dan nonakademik secara berkeseimbangan dan berkesinambungan untuk bekal menghadapi tantangan masa depan.

Untuk itu, guru mesti menguasai 4 kompetensinya yaitu komptensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial secara proporsional dan profesional.

Ketiga, seluruh kegiatan pendidikan yang melibatkan siswa memberikan makna bagi semua elemen yang terlibat di dalamnya. Kebermaknaan itu diwujudkan dengan fungsi pelayanan berdasarkan CINTA (credibility, integrity, norm, thank, apreciation) dan LOVE (listening, observer, value, empaty).

Pelayanan berdasarkan CINTA ditunjukkan oleh pelayan (guru, pegawai, pembina) dengan kredibelitas kerja (Credibelity) berintegritas (Integrity) berdasarkan norma (Norm) yang disepakati dan telah disosialisasikan dengan senantiasa berpikir positip (Think) sehingga pantas mendapat penghargaan (Apreciation) dari berbagai pihak.

Baca Juga: Jelang Hari Kemerdekaan 17 Agustus: Renungilah Kata Bijak Ki Hadjar Dewantara Ini

Halaman:

Tags

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB