GORAJUARA - Sri Datuti, S.Pd., M.Pd., dosen di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Mahasaswati (Unmas) Denpasar, menambah relasi melalui Program Sekolah Penggerak (PSP).
Hal itu diungkapkan Datuti saat ditanya suka dukanya menjadi narasumber pengawas Sekolah Penggerak dan mendampingi guru BK pada Program Sekolah Penggerak. Datuti mengatakan Sukanya dapat menambah relasi ke bawah dan ke atas.
Ke bawah dengan Kepala Sekolah dan para guru dari berbagai sekolah yang berbeda secara geografi, budaya, dan keyakinan. Ke atas dapat menambah relasi dengan para pejabat di Kemendikbud Ristek, apalagi kini Perguruan Tinggi menjadi satu kementerian dengan Kemendikbud. “Itu kalau dari sisi Sukanya.
Baca Juga: Tata Cara Solat Istisqa, Solat Meminta Hujan Lengkap Dengan Do'anya
Baca Juga: Menyongsong Era Baru Pembelajaran di Sekolah
Dari segi dukanya adalah tiba-tiba jaringan terputus, berabe, dech,” kata Datuti yang menjadi narasumber sejak Angkatan Pertama Program Guru Penggerak dibuka, pada 2020.
Ditemui di sela-sela acara Sarasehan Forum Kerjasama Unmas Denpasar dengan SMA-SMK se-Bali, pada 2 Juli 2022, Sri Datuti menilai, PSP merupakan program unggulan Kemendikbud Ristek sejak dijabat Nadiem Makarim. Semua programnya nyaris berlabel “Penggerak”, di antaranya Program Guru Penggerak, Program Sekolah Penggerak, Gerakan Sekolah Menyenangkan, Komunitas Penggerak, dan seterusnya.
“Program model begini belum pernah ada, dari Mendikbud (Ristek) sebelumnya. Oleh karena itu, perlu disambut dengan semangat merdeka belajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka, terlepas dari apakah program ini bisa berlanjut kalau terjadi suksesi kepemimpinan”, kata Sri Datuti, yang kini sedang mengambil Program S-3 Ilmu Pendidikan di Undiksha Singaraja.
Baca Juga: Cahyadi Siswa SMAN 15 Kota Bandung Juara Tenis Lapangan Di Karawang
Baca Juga: Saresehan Forum Kerjasama FKIP Unmas Denpasar dengan SMA-SMK Se-Bali
Program Guru Penggerak, dengan berbagai gerakan yang lain menandakan api semangat pergerakan tidak boleh padam. Api semangat dimulai dari ruang kelas dan sekolah. Sekolah digerakkan oleh Kepala Sekolah. Agar sekolah cepat bergerak, maka guru penggerak disiapkan. Oleh karena itu, progres PGP melampaui PSP. Tahun 2022, PSP memasuki tahun kedua, sedangan PGP sudah memasuki ankatan ke-7.
Begitulah berbagai Gerakan yang diinisiasi Kemendikbud Ristek selain untuk meningkatkan hasil belajar siswa juga bertujuan merekatkan ke-Indonesia-an dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Hal ini mengingatkan kita pada sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia yang dimulai dari organisasi Budi Utomo, kemudian diterjemahkan ke dunia Pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara melaui Perguruan Tamansiswa, 3 Juli 1922, seabad silam.***