GORAJUARA – Para calon mahasiswa harus ingat, pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2022 (SBMPTN 2022) gelombang 2 2022 dimulai hari ini, Sabtu 28 Mei 2022.
Pelaksanaan UTBK SBMPTN 2022 yang akan diikuti oleh para calon mahasiswa di gelombang 2 ini akan dimulai pada 28 Mei 2022 hingga Jumat 3 Juni 2022.
Para calon mahasiswa diimbau untuk kembali mengecek ulang dokumen dan persyaratan agar bisa mengikuti pelaksanaan UTBK SBMPTN 2022 di gelombang 2.
Bagi calon mahasiswa yang akan mengikuti UTBK SBMPTN 2022 di Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Bandung, ada baiknya untuk memperhatikan imabauan dari Koordinator Pelaksana UTBK Unpad, Inu Isnaeni Shidiq, M.A., PhD.
Dikutip Gorajuara.com dari laman resmi Unpad, Inu menyampaikan kepada para calon mahasiswa untuk tidak datang terlambat agar bisa ikut UTBK SBMPTN 2022.
“Tolong hadir satu jam sebelum pelaksanaan ujian,” kata Koordinator Pelaksana UTBK Unpad Inu Isnaeni Shidiq, M.A., PhD.
Inu menjelaskan, LTMPT pusat membolehkan peserta yang datang terlambat untuk mengikuti ujian jika mengalami kecelakaan tunggal dan dibuktikan dengan surat keterangan dari rumah sakit.
Pada pelaksanaan UTBK-SBMPTN gelombang I di Pusat UTBK Unpad, ditemukan ada empat peserta yang datang terlambat melebihi waktu yang ditetapkan. Keempatnya dinyatakan tidak bisa mengikuti ujian.
“Kita sudah memberikan waktu toleransi 30 menit, yang bersangkutan datang lebih dari 30 menit,” kata Inu.
Tak hanya itu saja, Inu juga mengingatkan kembali untuk membawa dokumen yang memang harus dibawa seperti kartu tanda peserta UTBK SBMPTN 2022, surat keterangan kelas 12 atau surat keterangan lulus bagi angkatan 2022.
Kemudian, ijazah yang sudah dilegalisasi bagi peserta angkatan 2021-2022 dan kartu identitas. Dokumen-dokumen itu harus dibawa dalam bentuk cetak, bukan digital. Ia juga mengingatkan untuk membawa hasil tes PCR bagi peserta yang belum vaksin.
“Bagi teman-teman yang belum divaksinasi, saya harap tidak ada lagi yang datang tanpa membawa hasil antigen dan PCR. Ini akan merugikan peserta, karena sebelum masuk ruangan, peserta tetap harus dites antigen dulu oleh panitia. Waktu di dalam kelas jauh lebih sedikit,” papar Inu.