edukasi

Kadisdik Jawa Barat, Purwanto: Falsafah Pendidikan Ki Hajar Dewantara Harus Menjadi Pegangan Kepala Sekolah

Selasa, 7 Oktober 2025 | 07:50 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dr. H. Purwanto, M.Pd., (Gorajuara/Rusyandi)

GORAJUARA - Mengulik makna filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang dikenal dengan kodrat diri, kodrat alam dan kodrat zaman.

Tiga semboyan pendidikan yang diwariskan oleh tokoh besar dalam sejarah pendidikan Indonesia tersebut, merupakan falsafah yang harus tetap menjadi pegangan bagi  para kepala sekolah. 

Kodrat diri adalah potensi inheren anak yang harus dikembangkan sesuai alam dan zaman tersebut. Kodrat alam atau sifat dan lingkungan anak, dan kodrat zaman, yakni merupakan isi dan irama perkembangan masa. 

Baca Juga: Sinopsis Loves Ambition Episode 8: Pernikahan Palsu, Identitas Misterius Mr. Gao, dan Emosi Lin Tao yang MeledakBaca Juga: Sinopsis Loves Ambition Episode 8: Pernikahan Palsu, Identitas Misterius Mr. Gao, dan Emosi Lin Tao yang Meledak

Pendidikan bertujuan menuntun kekuatan kodrat itu agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan, dengan guru sebagai penuntun yang memberikan teladan, membangun semangat, dan memberi dorongan.  

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Dr. H. Purwanto, M.Pd., menegaskan, falsafah Ki Hajar Dewantara yang kita kenal dengan tiga sifat, yakni kondrat diri, kodrat  alam, dan kodrat zaman harus tetap menjadi pegangan kita semua dalam memajukan dunia pendidikan. 

Hari ini, sebut Purwanto,  anak didik boleh mengikuti kodrat yang menjadi zamannya, mereka silakan mengejar apa yang menjadi perkembangan global, menjadi tren dunia, tetapi jangan sekali-sekali mencerabut anak-anak kita dari kodrat alamnya.

Baca Juga: Sinetron Kau Ditakdirkan Untukku 6 Oktober 2025 Episode 172: Miko Cemburu, Reno Jadi Pahlawan, dan Tania Mulai Curiga

Menurut Kadisdik, jangan sekali-sekali menjauhkan anak-anak Jawa Barat dari ke-Sundaannya. Jangan menjauhkan anak-anak Papua dari ke-Papuannya. Jangan menjauhkan anak-anak Bali  dari ke-Baliannya, anak-anak Sumatera Barat dari ke-Sumatera Baratnya, serta menjauhkan anak-anak dari nilai-nilai tradisi mereka.

“Ketika anak-anak kita dijauhkan dari tradisinya, dijauhkan dari kebudayaan, maka kelak mereka akan menjadi orang yang tercerabut dari kehidupan lingkungannya,” kata Purwanto pada acara “Gala Dinner & Awarding Night AKSI 2025”, sekaligus menutup Seminar dan Kongres Nasional V Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) di Harris Hotel & Conventions Festival Citylink, Kota Bandung pada Sabtu malam, 4 Oktober 2025.

Ditengah sambutannya, Purwanto mengatasnamakan pemerintah Provinsi Jawa Barat mengajak seluruh kepala sekolah peserta kongres untuk mengembangkan sekolah, dan menguatkan anak didik untuk mengenali budaya, tanah, udara dan mataharinya.

Baca Juga: Pacaran dengan Ameera Khan, Jefri Nichol Akui Tidak Pernah Merasa Bosan Lakukan Telepon Setiap Hari

Sebab, jelasnya, pendidikan karakter harus diorientasikan pada basis penciptaan manusia. Manusia yang lahir dari tanah, sehingga dengan demikian mereka akan kembali mengenali dimana ia tinggal, kemana ia akan kembali, dan apa yang harus dilakukan.

Orang Sunda menyebutnya, tandas Purwanto, jangan sampai mengembangkan pendidikan seperti “Jati kasilih ku junti” (Pribumi yang tergeser oleh pendatang).

Halaman:

Tags

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB