GORAJUARA - Zakir Naik tidak ingin seorang pun mendapatkan ceramah darinya mengeluarkan uang. Dakwah tidak pernah digunakan untuk kepentingan pribadi.
Untuk menghidupi kepentingan pribadinya Zakir Naik mengelola bisnis. Fartner bisnis Zakir Naik adalah Allah. Bukti bahwa Allah partner bisnisnya, dia keluarkan 51% hasil usaha untuk sedekah.
Zakir Naik tidak ingin menjadi ahli sedekah terbesar dalam jumlahnya, tetapi dia ingin menjadi ahli sedekah dalam jumlah persennya.
Baca Juga: Jadi Anggota Organisasi Syarat Pekerja Profesional... Wajib Menurut Undang-Undang...
Orang miskin bisa menjadi lebih besar sedekahnya dari orang kaya. Jika orang kaya punya penghasilan 100 juta per bulan, dan sedekah Rp. 1 juta berarti dia sedekah 1 persen.
Jika orang miskin berpenghasilan Rp. 1 juta satu bulan, dan dia sedekah Rp. 100 ribu, artinya dia sudah sedekah 10%. Jadi bagi Zakir Naik sedekah bukan soal jumlah tapi soal persentasenya.
Zakir Naik memilih hidup sederhana karena itu contoh dari Rasulllah. Zakir Naik tidak pernah sepeserpun mengambil keuntungan dari dakwah.
Baca Juga: Ulah Baru KDM Gubernur Jawa Barat....Ajak Sekolah Hidupkan Kaulinan Barudak Sunda...
Kebutuhan sehari Zakir Naik bersama istri hanya 500 dolar. Uang untuk dakwah sudah dialokasikan dari uang pribadinya, kurang lebih 5000 dolar tiap kegiatan.
Menurut Dr. Toto Suharya, M.Pd. Sekjen DPP AKSI, tokoh-tokoh seperti ini mesti banyak diangkat ke publik. Tokoh ini harus jadi inspirasi bagi anak-anak sekolah.
Jika tokoh seperti ini berhasil menginspirasi publik dan jadi model di masyarakat, maka dunia ini akan sejahtera karena setiap orang akan berprinsip sama yaitu suka berderma atau sedekah.
Baca Juga: Pesan Dari Kurban Menurut Ketua DPP AKSI... Cek Menarik Sekali Ada Tiga Pesan
Dr. Toto berharap tokoh-tokoh seperti ini diajarkan di sekolah sebagai tokoh-tokoh yang diharapkan hadir di masa mendatang dari generasi-generasi sekarang.
Manusia di bumi ini tidak akan kelaparan jika dihuni oleh orang-orang seperti Zakir Naik. Jika saat ini banyak manusia masih sulit mencari makan, tidak punya rumah, jawabannya karena kikir.