GORAJUARA - Berkurban pada hari raya Idul Adha hanya momen pengingat dari Allah bagi manusia supaya kita tetap punya jiwa berkorban. Berkorban jangan setahun sekali saja.
Setahun sekali umat Islam selalu melakukan ritual memotong sapi, kambing, untuk berkorban, sebagai bentuk ketaatan pada Allah swt.
Memotong sapi, memotong kambing, pada hari raya Idul Adha, bukan sapi-sapi dan domba-domba fisik yang dilihat Allah, tapi mindsetnya yang akan dihitung oleh Allah.
Pesan dari peristiwa Kurban yang dicintontohkan Nabi Ibrahim adalah jangan lupa bangun selalu mindset suka berkorban dengan dasar taat kepada Allah.
Orang-orang yang punya mindset suka berkorban, dialah orang-orang terbaik di mata Allah. Setelah melaksanakan kurban di hari raya Idul Adha mari kita jadi jiwa-jiwa rela berkorban.
Jiwa-jiwa rela berkorban diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari setiap saat dalam berbagai bidang. Seorang pekerja rela berkorban untuk menuntaskan pekerjaannya dengan baik.
Seorang pengurus organisasi rela berkorban untuk mengurus organisasi dengan baik. Seorang pemimpin melaksanakan tugasnya dengan penuh kerelaan untuk bantu orang lain.
Manusia-manusia yang berjiwa suka berkorban, menjadi golongan khusus dihadapan Allah. Di dalam Al Quran, orang-orang akan terbagi jadi tiga, yaitu golongan kanan, kiri, dan wassabiqun.
Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). (Al Waaqi'ah, 56:10).
Baca Juga: Saber Pungli Dibubarkan...Berdasarkan Perpres Nomor 49 Tahun 2025...
Dalam kehidupan sehari-hari jiwa berkorban bukan dilihat dari berkurban sapi, kambing, tapi prilaku-prilaku mereka yang selalu terdepan dalam berbuat baik.
Dalam dunia profesi, para pengelola organisasi termasuk golongan suka berkorban. Mereka mengorbankan waktunya untuk mengurus kepentingan orang lain.