“Sengaja kami memberikan panggung bagi siswa SLBN 1 Badung untuk menunjukkan keberpihakan sebagai sekolah inklusif, setara, dan demokratis, sebagai bentuk pelibatan partisipasi masyarakat tanpa diskriminasi.
Penampilan mereka seharusnya menjadi inspirasi bagi siswa SMA Negeri 2 Kuta Selatan yang semuanya normal, tanpa kekhususan”, kata Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Dr. Drs. I Nyoman Tingkat, M.Hum.
I Nyoman Tingkat juga melaporkan sekolah yang dipimpinnya berdiri 3 September 2019 mengampu 1207 siswa dengan 48 guru dan 24 tenaga kependidikan. Rasio guru ; murid mencapai 1 : 50 padahal rasio ideal adalah 1 : 20.
Itu artinya, SMA Negeri 2 Kuta Selatan masih kekurangan guru. Di tengah keterbatasan itu, I Nyoman Tingkat bangga dengan capaian sekolahnya sebagai Sekolah Penggerak.
Prestasinya di bidang akademik dan non akademik meningkat dari tahun ke tahun. Gerakan Literasi Sekolah juga berjalan baik dengan terbitnya 2 antologi karya siswa, satu antologi puisi karya guru, tiga buku karya kepala sekolah, dan dua buku kumpulan puisi karya Made Santiasa (guru).
Pada akhir acara pembukaan, para undangan berkesempatan berkeliling menyaksikan pameran Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
“Wah, semua potensi difasilitasi baik guru maupun siswa. Semua guru semua murid merdeka belajar. Selaras dengan semangat Bulan Merdeka Belajar”, kata Mohlissoni S.Pd., widyaprada BGP Bali.
Siswa yang berpameran pun merasa senang. “Seru Pak. Tahun depan ada lagi, Pak?”, tanya seorang di stand pameran. Terlihat jualan habis sebelum pukul 12.00 Wita, tandanya laris manis.
Pamerannya menyenangkan. Asyik buat semua. Salam Toska. Jaya selalu.***