GORAJUARA - Jangan mengaku beragama jika belum punya minat baca tinggi. Pendusta mengaku beragama tapi tidak suka baca. Para ulama dahulu sangat cerdas karena rajin baca.
Para ulama dulu memahami bahwa membaca adalah perintah Allah. Membaca menjadi pekerjaan wajib sehingga para ulama dahulu tumbuh menjadi ilmuwan dan ulama berpengaruh.
Imam Syafi'ai, Ibn Taimiyah, Abu Bakar bn Athiyya, dikabarkan sebagai sosok yang sangat aktivitas membaca. Aktivitas membaca harusnya jadi perbuatan wajib seperti shalat.
Menurut Dr. Toto Suharya, M.Pd. Sekjen DPP AKSI berpendapat ada kabar tidak sampai tentang pelajaran agama pada umat.
Mengapa membaca tidak menjadi prioritas dalam beragama, padahal perintah Tuhan pertamanya adalah membaca. Ironis sekali beragama tapi tidak taat pada perintah Tuhan.
Guru-guru di sekolah harus mulai merefleksi diri bahwa keterampilan membaca merupakan kompetensi paling dasar yang harus diajarkan dan dilatihkan terus menerus.
Baca Juga: Pendidikan Belum Fokus Memecahakn Masalah... Perlu Refleksi Bersama...
Rekruitmen guru-guru, kepala sekolah, harus dipilih dari manusia-manusia sadar bahwa membaca sebagai perintah Tuhan dibuktikan dengan dirinya sebagai pembaca ulung.
Tidak boleh ada guru-guru, kepala sekolah, tanpa suka membaca. Guru-guru dan kepala sekolah yang tidak suka membaca mereka adalah makhluk berbahaya yang tidak boleh ada di sekolah.
Para guru, kepala sekolah, yang tidak memahami membaca sebagai perintah Tuhan dan menjadi karakter harus segera mengubah diri jika tidak ingin mencelakakan peserta didik di masa depan.
Baca Juga: Faktor Penyebab Kemiskinan Ternyata Merokok... Data Dibalik Kisah Kepala SMAN 1 Cimarga...
Keberhasilan pendidikan didukung oleh kebersamaan pikiran dan rasa untuk mengatakan yang benar dalah benar dan yang salah adalah salah.
Doa yang harus selalu dilantunkan oleh guru-guru dan kepala sekolah agar bisa bekersama dalam menjalankan kebenaran seperti doa yang diajarkan Nabi Muhammad saw.