GORAJUARA - Upaya menuju sekolah bebas sampah bukanlah hal yang mudah. SMAN 15 Bandung sudah bertahun-tahun berupaya berbagai cara agar bisa bebas sampah.
Masalah sampah bukan masalah lokal atau nasional, tapi masalah internasional. Semua negara sedang berupaya menyelesaikan masalah sampah di pendidikan.
Toto Suharya, S.Pd., M.Pd., Kepala SMAN 15 Bandung menjelaskan bahwa upaya sekolah menuju bebas sampah tidak mengulangi nembalikkan tangan.
Baca Juga: Mengajak Semua Kepala Sekolah Berkenan Bertemu di Bandung... KDM Mutiara Jawa Barat....
Upaya sekolah bebas sampah, tidak cukup dengan pembentukkan tim, surat keputusan dari dinas pendidikan, dan surat keputusan kepala sekolah.
Upaya sekolah bebas sampah, berkaitan erat dengan kualitas intelektual, emosional, dan spiritual warga sekolah. Sekolah bebas sampah adalah produk dari sekolah berkarakter.
Membangun karakter tidak seperti mencetak manusia-manusia juara olimpiade sains, mencetak karakter seperti lukisan di atas udara, jika berhenti melukis gambarnya hilang.
Upaya-upaya telah dilakukan SMAN 15 Bandung dalam menuju sekolah bebas sampah yaitu membentuk tim, membuat program-program gerakan bebas sampah.
Program sekolah bebas sampah berbasis kelas, penanggung jawab wali kelas, dan pengurus kelas. Pengolahan sampah dilakukan oleh semua warga kelas dibimbing wali kelas.
Sarana prasanana disediakan sekolah seperti alat pengolahan sampah jadi paving block, Lodong Pembuangan Sisa Organik (LPeSSO), sumur pebuangan sampah daun, dan tempat sampah.
Baca Juga: Ajarkan Murid-Murid Wirausaha Digital... Bukan Masalah Berapa Dihasilkan Tapi Melatih Kemandirian...
Upaya terpenting lainnya adalah menjadikan berbagai permasalahan sampah dari sudut pandang holistik. Seluruh mata pelajaran diajak terlibat menyoroti pentingnya sekolah bebas sampah.
Hal terberat dalam menciptakan sekolah bebas sampah adalah menciptakan dan membiasakan semua warga sekolah sadar dan peduli pada masalah sampah, dengan beraksi setiap hari.