GORAJUARA - Proyek Ramadan di SMAN 15 Bandung, siswa siswi Kristen dan Katolik ikut berbagi takjil. Anak-anak jual barang untuk mengumpulkan dana bagi bagi takjil.
Tema Ramadan di SMAN 15 Bandung dibagi empat, yaitu agama versus sains, digital entrepreneur, proyek sosial, dan studi kasus.
Selama satu bulan Ramadan siswa-siswi melakukan kegiatan proyek Ramadan. Mereka memilih proyek secara berkelompok secara mandiri berdasarkan kemampuan.
Baca Juga: Mengembalikan Pendidikan Pada Ruhnya... Siswa Siswi Tidak Punya SIM Tidak Boleh Bawa Motor
Selama proyek mereka dibimbing oleh guru-guru. Semua guru terlibat dalam kegiatan proyek Ramadan. Siswa-siswi Kristen dan Katolik terlibat dalam aberbagai proyek.
Dalam kegiatan proyek siswa-siswi dilatih untuk berpikir ilmiah, yaitu berpikir terstruktur menentukan langkah-langkah perencanaan dalam sebuah proyek.
Siswa-siswi Kristen dan Katolik memilih masalah kesejahteraan ekonomi sebagai tema proyek. Mereka memilih warga sekolah sebagai sasaran untuk berbagi.
Baca Juga: Memahami Manajemen Pendidikan... KDM Gubernur Jawa Barat...
Untuk membiayai proyek siswa-siswi di dorong untuk mandiri. Bersama guru pembimbing siswa-siswi Kristen melakukan pengumpulan donasi proyek dengan menjual barang layak pakai.
Dari menjual barang layak pakai mereka berhasil mengumpulkan dana. Dari dana terkumpul siswa-siswi kristen kemudian mengolah menjadi makanan buka puasa.
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Kepala SMAN 15 Bandung, memberi semangat pada siswa-siswi dengan hadir pada kegiatan presentasi proyek Ramadan di kelas.
Baca Juga: Penyebab KDM Terpilih Jadi Gubernur Jawa Barat... Di Balik Kehendak Tuhan Yang Esa...
Dr. Toto melihat ada siswa-siswi memilih proyek digital entrepreneur. Mereka memilih jadi afiliat di flatform media sosial. Mereka jualan sajadah dengan tekstur lembut.
Tujuan dari proyek Ramadan adalah mengingatkan bahwa hidup di era digital siswa-siswi harus punya kemampuan berpikir kritis, kreatif, dalam memecahkan berbagai masalah hidup.***
