GORAJUARA - Ramadan kali ini perlu adaftasi dengan kondisi zaman. Efisiensi anggaran tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia.
Ramadhan bisa jadi program hidup hemat. Setiap tahun ketika memasuki bulan Ramadhan selalu terjadi paradoks. Harga-harga mengalami kenbaikan karena tingkat konsumsi meningkat.
Rasionalnya, bulan Ramadhan harusnya lebih hemat karena puasa. Dalam situasi pengetatan anggaran seperti sekarang Ramadhan bisa jadi jembatan belajar hidup hemat.
Baca Juga: Catat Jadwal Libur Ramadhan... Edaran Tiga Menteri...
Dunia pendidikan memiliki andil besar memberikan pemahaman rasional terhadap apa yang terjadi sekarang. Situasi ekonomi saat ini sedang mengalami sedikit kesulitan.
Dalam kondisi ekonomi yang sulit, konten pendidikan apa yang harus diajarkan. Pertama, mengajarkan kepada peseta didik tentang kenyatan hidup dan masalah yang dihadapi.
Kedua, peserta didik diajak menemukan solusi yang bisa dilakukan dalam menghadapi situasi dan masalah yang sedang dihadapinya.
Baca Juga: Kompetensi Spiritual Kepala Sekolah... Kemampuan Bertahan Dalam Kondisi Sulit...
Ketiga, guru membimbing peserta didik untuk mewujudkan solusi terbaik untuk meringakan risiko masalah yang dihadapinya.
Program ramadhan hemat bisa dirancang menjadi pelajaran selama satu bulan. Peserta didik merancang selama satu bulan dalam hal penghematan apa yang akan dilakukan.
Penghematan bisa dimulai dari pola konsumsi makanan dan minuman pada saat buka puasa dan sahur. Diakui para ibu rumah tangga, biaya makan dan minum bulan Ramadhan selalu meningkat.
Baca Juga: Guru Wajib Paham Cara Mengajar Anak Adam... Pahami Karakter Nabi Adam...
Penghematan selanjutnya mislanya dengan tidak membeli sepatu dan baju baru pada bulan Ramadhan. Selain itu, dana THR atau dana digunakan untuk investasi bukan konsumsi.
Program Ramadan Hemat, bisa diracang oleh peserta didik bersama guru. Program dilakukan selama Ramadhan, dan pada saat masuk sekolah dipresentasikan.
