GORAJUARA - Inggris yang dikenal sebagai negara maju, ternyata 12 juta penduduknya di bawah garis kemiskinan. Inilah tanda-tanda bahwa Eropa sedang mengalami krisis ekonomi.
Berita-berita di media massa mereka seperti negara maju adikuasa. Berita-berita selalu menampilkan keberhasilan ekonomi, dan kecanggihan teknologi perang yang mereka miliki.
Namun, dibalik semua itu setiap negara selalu menyisakan masalah ketimpangan ekonomi. Anak-anak di Inggris berada di garis kemiskinan akibat orang mereka jatuh miskin.
Baca Juga: Pesan KCD Wilayah VII... Korupsi Bukan Soal Uang Saja...
Krisis keuangan global menjadi penyebab awal kemiskinan di Inggris meningkat. Selain itu, pecahnya konflik Ukrania dan Rusia membuat harga energi melonjak naik.
Akibatnya, banyak rumah tangga yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup dasar mereka. Pemerintah Inggris berhutang besar untuk mengantisifasi krisis energi.
Hutang 600 miliar Pounsterling digunakan untuk mengatasi krisis. Bunga hutang membengkak setara dengan anggaran pertahanan nasional Inggris.
Pemerintah Inggris akhirnya menaikkan pajak dan kondisinya semakin membebani rakyat. Pelayanan publik tidak mengalami peningkatan. Layanan kesehatan kualitasnya menurun.
2022 terjadi banyak kematian karena lambatnya layanan ambulan. Properti yang dijual di inggris tidak layak huni, biaya perumahan menjadi tinggi.
Jumlah tenaga kerja produktif semakin sedikit. Inggris membutuhkan tenaga kerja produktif. Kondisi ini memperparah kondisi ekonomi Inggris.
Roda dunia sedang berputar. Kejayaan sebuah bangsa ada ajalnya. Sebuah bangsa akan binasa karena kesalahan-kelasahan yang mereka lakukan sendiri dalam mengelola negara.***