Awal Mula Terbentuknya Sebuah Bintang di Alam Semesta, Ternyata Diawali dari Awan Jenis Ini

photo author
- Minggu, 11 Februari 2024 | 13:45 WIB
Bibit bintang terdekat yang diambil oleh Teleskop James Webb (Foto: Gorajuara/ Website/ science.nasa.gov)
Bibit bintang terdekat yang diambil oleh Teleskop James Webb (Foto: Gorajuara/ Website/ science.nasa.gov)

GORAJUARA – Para astronom memperkirakan bahwa alam semesta dapat menampung hingga satu septilion bintang.

Bima Sakti sebagai galaksi kita sendiri mengandung lebih dari 100 miliar bintang, termasuk bintang kita yang paling banyak dipelajari, yakni Matahari.

Bintang adalah bola raksasa gas panas yang terbentuk dari sebagian besar hidrogen dengan sejumlah helium dan sejumlah unsur kecil lainnya.

Baca Juga: Pengamatan Teleskop NASA terhadap Lubang Hitam yang Melahap Bintang, Apa yang Terjadi Sebelum Habis Dimakan?

Setiap bintang memiliki siklus hidupnya sendiri, di mana berkisar antara beberapa juta hingga triliunan tahun dan sifatnya berubah seiring bertambahnya usia.

Namun, sebenarnya bagaimana awal mula bintang bisa terbentuk?

Simak penjelasannya di bawah ini.

Baca Juga: Black Hole Monster Raksasa Penghisap Segala Partikel dan Materi di Alam Semesta, Bagaimana Terlahirnya?

Awal mula bintang

Dilansir dari situs science.nasa.gov oleh GORAJUARA, bintang terbentuk dalam awan besar gas dan debu yang disebut awan molekuler.

Adapun awan molekuler ini berkisar antara 1.000 hingga 10 juta kali massa Matahari dan dapat menjangkau hingga ratusan tahun cahaya.

Awan molekuler bersifat dingin yang menyebabkan gas menggumpal serta menciptakan kantong dengan kecepatan tinggi.

Baca Juga: Apakah Ada Ujung Alam Semesta? Galaksi Bimasakti Hanya Bagaikan Debu Dibanding Semesta Lain

Beberapa dari gumpalan ini dapat bertabrakan satu sama lain atau mengumpulkan lebih banyak materi, memperkuat gaya gravitasinya seiring bertambahnya massa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Fariz Kurniawan

Sumber: science.nasa.gov

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB