GORAJUARA - Antibiotik yang tadinya diresepkan untukmu, menjadi tidak mempan lagi untuk membunuh bakteri tersebut, sehingga dokter meresepkan antibiotik lain, yang lebih kuat dosisnya.
Padahal, obat itu adalah racun yang ditakar, sehingga memberikanmu efek terapeutik yang diinginkan.
Efek terapeutik adalah efek untuk mendapatkan kesembuhan. Tapi, racun tetaplah racun.
Antibiotik dosis tinggi yang diresepkan untukmu, mungkin bisa membunuh super bacteria tadi, namun konsekuensinya, kamu harus meminumnya selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Penggiat Lingkungan Ini Koleksi Foto-foto Tempo Dulu Sejarah Kawasan Kamojang Ibun Pada 1922
Baca Juga: Jelaskan Alasan Kirim Surat Protes, Direktur Persib: Bukti Rekaman Sudah Gol
Superbacteria tidak bisa mati semudah itu hanya dengan diberikan antibiotik dosis tinggi. Kau dan tubuhmu kini menjadi resisten.
Parahnya lagi, bakteri yang kebal itu, tidak hanya menularkan kekebalan terhadap antibiotik ke sesama jenis bakterinya saja.
Namun ke beberapa jenis bakteria lain yang kebetulan Bersama-sama menyerang dirimu.
The Super Bacteria kini menjadi sangat kuat dan menjadi kebal dengan berbagai macam antibiotik.
Baca Juga: Ada Kasus Baru Covid-19 di Sekolah, Dede Yusuf: Lebih Baik Tutup Dulu
Baca Juga: Chord gitar Dewa 19 'Cinta Kan Membawamu Kembali' yang paling mudah untuk dimainkan
Hal ini membuat dirimu harus berhadapan dengan masalah lebih besar, The Multiple Antibiotics Resistance.
Jika sudah seperti ini, mau pakai antibiotik apa untuk membunuh mereka?
