Jika hiperglikemia ini diteruskan, maka akan menjadi diabetes.
Peningkatan glukosa darah dapat memperparah fungsi kardiovaskuler yang sudah buruk.
Penurunan kuantitas tidur karena begadang rupanya memengaruhi produksi dua buah hormon pengatur nafsu makan, si Ghrelin dan si Leptin.
Baca Juga: Sekda Buka Kejuaraan Futsal Bupati Cup 2021
Normalnya, ghrelin menstimulasi nafsu makan, sementara leptin menurunkannya.
Selama kita tidur, leptin akan terus diproduksi untuk memberitahu otak bahwa masih ada cukup energi untuk sebagian sel bekerja.
Jadi, kalau tidurnya kurang, kadar leptin juga kurang. Kalau kadar leptin kurang, ghrelin bakal meningkat.
Ini dia yang membuat kita kelaparan di malam hari ketika begadang.
Peningkatan kortisol, resistensi insulin, dan penurunan leptin yang terjadi secara bersamaan adalah trio maut yang dapat memicu obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan kematian.
Ketika otak dan sistem saraf pusat kebingungan menghadapi kekacauan irama sirkadian, berita mengejutkan datang dari wilayah prefrontal.
Benar, mereka kedatangan kortisol. Hormon itu sudah menembus pada darah otak.
Otak sebagai wilayah yang bertanggung jawab terhadap fungsi atensi, persepsi, belajar, dan memori di dalam otakmu mulai berisiko.
Kadar kortisol yang tinggi dalam jangka panjang mengakibatkan mengecilnya volume otak seperti yang terlihat pada pasien demensia.
Bersamaan dengan produksi Interleukin-6, kortisol melemahkan fungsi kognitifmu. Lambat laun, fungsi kewaspadaan untuk fight-or-flight dan kemampuan konsentrasi dapat menurun secara signifikan.
Baca Juga: Mengenal Ismail Marzuki, Pahlawan Nasional yang Tampil Jadi Google Doodle 10 November 2021