Perlu diketahui sejak awal, ketika akan bergabung tidak boleh memakai akun utama yang terdapat informasi pribadi, foto dan memperlihatkan hubungan dengan akun orang terdekat.
Jadi, pejuang julid harus memiliki banyak akun "bodong" agar aman dari hacking dan juga sebagai cadangan jika akun yang dipakai menyerang terkena "ban" atau diblokir.
Awalnya, Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti Israel terdiri dari warganet dua negara, yakni "Tentera Bawang" dari Malaysia, dan "Indonesian Netizen Forces" dari Indonesia.
Namun karena kepopulerannya sudah mendunia, kini anggotanya telah bertambah, yaitu warganet Turki.
Sang Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti Israel, Greschinov telah menyambut warganet Turki yang bergabung, dengan hangat.
"Kepada saudara-saudari kami di Turki, kami menyambut Anda untuk bergabung dengan kami dalam memerangi retorika Zionis di media sosial.
"Mari kita bekerja sama untuk kemerdekaan Palestina," tulis Greschinov.
Gerakan "Julid Fisabilillah" dilaporkan membuat banyak akun tentara Israel dan pro zionis memohon netizen Indonesia untuk menghentikan serangan mereka.
Dalam hal ini, tidak sedikit para target yang akhirnya dilaporkan memutuskan untuk menghapus atau menutup akun mereka.
Lebih lanjut, "Operasi Netizen Julid" ini bahkan membuat beberapa dari target yang berubah haluan dan menjadi pendukung Palestina.***