Menurut laporan dari WHO, tingkat kematiannya dari Virus Nipah mencapai 40-75 persen tergantung respon dan antibodi dari masing-masing individu.
Efek samping jangka panjang yang telah ditemukan pada penyintas infeksi NiV yakni kejang terus-menerus dan perubahan kepribadian.
Walaupun menurut para ahli wabah NiV ini penyebarannya tidak secepat Covid-19, hal itu tetap perlu diwaspadai keberadaannya.
Baca Juga: Badan Kehormatan DPRD Kota Bandung Diibaratkan Propamnya Polri, Jaga Martabat Anggotanya
Kesadaran terhadap NiV masih sangat rendah, sehingga akan sulit untuk dicegah, diobati, dan didiagnosis karena kurangnya pengetahuan akan wabah satu ini.
Sampai artikel ini dimuat, belum ada obat dan vaksin untuk NiV yang dapat membantu mencegah infeksi.
Salah satu pengobatan utama yang dapat dilakukan sekarang hanya mengelola gejala dan memastikan mereka yang terinfeksi mendapatkan istirahat serta hidrasi sebanyak mungkin.
Masyarakat juga harus membatasi kontak fisik dengan orang yang terinfeksi NiV dan diwajibkan untuk rutin mencuci tangan setelah merawat atau mengunjungi orang sakit.
Cara pencegahan penularan NiV dari hewan ke manusia adalah dengan menghindari makanan yang terkontaminasi oleh kelelawar buah.
Pastikan makanan yang dikonsumsi sudah dicuci dan tidak mengonsumsi makanan yang sebelumnya sempat digigit hewan tersebut.
Laporan terakhir di Kerala pada Rabu, 13 September 2023, Virus Nipah sudah memakan korban jiwa sebanyak 2 orang dan 5 orang yang dinyatakan positif.***