GORAJUARA,- Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta KREASI Jabar (Komite Ekonomi Kreatif dan Inovasi Jawa Barat) menggelar side event bertajuk Connecti:city 2022.
Kegiatan yang diadakan jelang penyelenggaraan Group of Twenty atau G20 ini, rencananya diadakan selama dua hari di Gedung Merdeka, Kota Bandung, 14 dan 15 Maret 2022.
Pada tahun ini, tema yang diusung adalah 'People dan the Next Economy - Recovering Together' yang tujuannya berfokus pada pengembangan ekonomi kreatif sebagai salah satu solusi pemulihan pasca pandemi Covid-19.
Baca Juga: Antapani Melek Demokrasi Lewat Sudut Literasi
Pembukaan acara dihadiri langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja dan Kadisparbud Jabar Benny Bachtiar.
Ikut pula secara virtual dalam kegiatan ini Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo serta Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timur Leste Owen Jenkins.
Sekda Jabar berharap Connecti:city dapat menghasilkan kebijakan yang terkait ekonomi kreatif, sehingga nantinya bisa diimplementasikan pemerintah untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Selain Calonnya, Inilah yang Harus Disiapkan Jika akan Nikah
"Jawa Barat berkomitmen dalam mendukung ekonomi kreatif dengan menyediakan creative hub dan membentuk Kreasi Jabar. Pemerintah Jawa Barat juga merumuskan roadmap ekonomi kreatif serta mendukung kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ekonomi kreatif," kata Sekda Jabar.
"Poinnya adalah bagaimana ekonomi kreatif dapat menjadi sebuah solusi dalam pemulihan usai pandemi dan menciptakan potensi untuk menyediakan lapangan pekerjaan," ujarnya.
Selain untuk merumuskan kebijakan, konferensi ini juga ditujukan untuk menjalin kerja sama dan kolaborasi serta memperluas jejaring ekonomi kreatif baik skala nasional maupun internasional.
Baca Juga: Sebentar Lagi Puasa Ramadhan, Berikut Niat Puasa Ramadhan dan Buka Puasa Ramadhan
Menurut Kadisparbud Jabar, Connecti:city juga dijadikan momentum untuk memperingati solidaritas Asia-Afrika dan arsip KAA sebagai warisan dunia (UNESCO 2015).