Wahyu Dhian Yudhistira menekankan pentingnya literasi dalam fotografi, karena dari sanalah kita bisa memahami tujuan dan makna dari setiap jepretan.
"Dari literasi itu, kita bisa tahu mau menjadikan fotografi ini buat apa. Dan pengarsipan juga penting. Enggak banyak buku foto, apalagi soal sejarah fotografi Bandung misalnya," kata Wahyu.
Program ini terbuka untuk siapa saja dan sering kali menjadi ajang perkenalan dan pertemanan antar pegiat fotografi.
Baca Juga: Hasil Final Euro 2024: Timnas Spanyol Bawa Pulang Trofi, Timnas Inggris Lagi-lagi Dibikin Merana
2. RAWS Attack Class
RAWS Attack Class adalah kelas fotografi non teknis yang memberikan materi tentang fotografi dari sudut pandang yang lebih luas.
Para 'murid' akan belajar tentang filosofi fotografi, merancang narasi, dan berbagai materi lainnya yang mendalam.
Kelas ini terdiri dari sepuluh pertemuan, dan di akhir sesi, para siswa akan membuat pameran fotografi dengan isu yang didiskusikan selama kelas berlangsung.
RAWS Attack Class saat ini telah memasuki generasi ke-18, dan informasi lebih lanjut bisa ditemukan di Instagram @rac_class.
3. Perpustakaan Fotografi Keliling
Program ini merupakan perpanjangan dari Selasa Baca, di mana para penggawa RAWS berkeliling dari satu kota ke kota lain membawa banyak buku foto.
Mereka akan membuka 'lapak' baca untuk mengenalkan literasi fotografi kepada pegiat foto yang tidak memiliki akses ke buku-buku fotografi.
Baca Juga: CAT LOVERS MERAPAT! Ini Dia Warkop Modjok Bandung, Nikmati Sensasi Ngafe Bareng Anabul Menggemaskan
Selain tiga program reguler tersebut, RAWS Syndicate juga aktif dalam pendokumentasian dan percetakan.
