Menguak Asal Usul Nama Kabupaten Lamongan di Jawa Timur

photo author
- Selasa, 3 Oktober 2023 | 11:01 WIB
Sejarah Kota Lamongan (@najib_muzaka)
Sejarah Kota Lamongan (@najib_muzaka)

GORAJUARA - Lamongan merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Daerah ini merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yakni Gerbangkertosusila.

Kabupaten ini berbatasan dengan beberapa wilayah seperti Kabupaten Gresik di Timur, Laut Jawa di Utara, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di Selatan serta Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro di sebelah Barat.

Pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan terletak 50 km sebelah barat Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga: The Farm Pancawati, Tempat Wisata di Bogor dengan Kolam Renang Ramah Anak dan Camping Ground

Kabupaten ini memiliki wilayah yang luas terbagi menjadi 27 kecamatan, 12 kelurahan dan 462 desa.

Nama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Pada zaman dulu, ada seorang pemuda bernama Hadi, karena mendapatkan pangkat rangga, maka ia disebut Ranggahadi. Ranggahadi kemudian bernama Mbah Lamong, yaitu sebutan yang diberikan oleh rakyat daerah ini.

Mbah Lamong karena sifatnya yang ngemong dan penuh kasih sayang. Lamong sendiri berasal dari Bahasa Jawa kuno 'La/Ra' yang artinya baik dan 'Mong' yang artinya among, momong, atau ngemong.

Karena Ranggahadi pandai ngemong rakyat, pandai membina daerah dan mahir menyebarkan ajaran agama Islam serta dicintai oleh seluruh rakyatnya, dari asal kata Mbah Lamong inilah kawasan ini lalu disebut Lamongan. Adapun yang menobatkan Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama, tidak lain adalah Kanjeng Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen.

Baca Juga: Lelaki Berkebutuhan Khusus Ini Kejar Ganjar Pranowo Usai Borong Dagangannya, Kira Kira Ada Apa?

Wisuda tersebut bertepatan dengan hari pasamuan agung yang diselenggarakan di Puri Kasunanan Giri di Gresik yang dihadiri oleh para pembesar yang sudah masuk agama Islam dan para Sentana Agung Kasunanan Giri. Pelaksanaan Pasamuan Agung tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Besar Islam yaitu Idhul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.

Sunan Giri memanggil Hadi untuk pulang. Setelah tiba di Kasunanan Giri di kawasan Gresik, Hadi mendapatkan pangkat sebagai Rangga.

Pangkat tersebut memungkinkan Hadi untuk memimpin pemerintahan di tempat baru. Oleh Sunan Giri, Hadi yang dipanggil Ranggahadi diminta untuk mencari daerah yang bernama Kenduruan.

Ia pun kembali ke daerah yang pertama kali didatangi dan melanjutkan perjalanan ke utara

Di utara, dia menemukan sebuah wilayah yang tandus dan sedang mengalami kekeringan. Ranggahadi kemudian mengirim utusan ke Sunan Giri II

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Janitra Achmad

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini