GORAJUARA - Ada banyak kuliner khas Lamongan yang terkenal lezat. Jika diminta menyebut apa saja kuliner khas Lamongan, maka spontan yang disebut adalah soto, tahu campur, dan wingko babat.
Salah satunya adalah sego boran. Kuliner yang satu ini memang khas Lamongan dan hanya ditemukan di Lamongan. Siraman bumbu yang khas hasil racikan rempah-rempah membuat lidah serasa bergoyang.
Makanan ini disebut dengan boranan, karena kata boranan berasal dari tempat nasi (terbuat dari anyaman bambu) yang di gendong dengan selendang di punggung. Tempat nasi itu sendiri disebut boran oleh masyarakat sekitar.
Baca Juga: Bikin Ngakak! Dipanggil Yang Mulia, Ini Dia 10 Peraturan Dosen Psikologi by Silvandrie Abriyan
Lalu seperti apakah Nasi Boran?
Nasi boranan terdiri dari nasi, bumbu, lauk dan rempeyek. Bumbu dari nasi boranan terdiri dari rempah-rempah yang sudah dihaluskan, serta lauk yang ditawarkan oleh penjual bervariasi, antara lain daging ayam, jeroan, ikan bandeng, telur dadar, telur asin, tahu, tempe hingga ikan sili yang lebih mahal bila dibandingkan dengan lauk-lauk lainnya.
Ciri khas dari nasi boran yang tidak ada pada menu makanan lainnya yaitu empuk, pletuk, dan ikan sili.
Empuk ini dibuat dari tepung terigu yang dibumbui. Pletuk terbuat dari nasi atau kacang yang dikeringkan lalu dibumbui dan digoreng. Namanya diambil dari bunyi ketika makanan ini saat dikunyah, “pletuk-pletuk”. Dan ikan sili, lauk yang tidak bisa ditemui setiap saat karena termasuk ikan musiman.
Ikan sili dulu lebih dikenal sebagai ikan hias, harganya lebih mahal dibandingkan daging ayam. Bentuk ikan ini panjang seperti belut, tidak kentara mana bagian kepala atau ekornya. Durinya pun hanya ada di bagian tengah.
Baca Juga: Cari Cemilan di Bandung, Inilah 7 Rekomendasi Jajanan di Depan Griya Pahlawan
Untuk seporsi nasi boran biasanya dihargai Rp10.000. Namun, jika memilih lauk ikan sili maka akan dihargai Rp15.000 hingga Rp25.000 tergantung dengan besar kecilnya ikan sili tersebut.
Para penjual nasi ini biasanya menjajakan dagangannya secara lesehan, hampir di setiap sudut kota Lamongan dapat ditemukan penjual nasi boran. Tetapi, lebih mudah ditemukan di kawasan pasar-pasar kota, sekitar Alun-Alun Lamongan dan di depan Lamongan Plaza.
Asal Usul Nasi Boran
Nasi boranan diketahui muncul sekitar tahun 1945 hingga 1950-an. Kala itu nasi boranan hanya dibuat untuk upacara desa atau hajatan.