Utusan kemudian kembali dengan membawa seperangkat tombak bernama 'Cis'. Tombak itu kemudian ditancapkan ke tanah dan menyemburkan air.
Warga yang melihat keajaiban itu kemudian menaruh kepercayaan pada Ranggahadi dan memeluk Islam. Di kawasan tersebut, Ranggahadi membentuk pemerintahan. Namun, karena wilayah tersebut bukan tujuan utamanya, rombongan Rangga Hadi melanjutkan perjalanan ke arah timur.
Baca Juga: Akassa Wedding Beri Edukasi Pra Nikah Calon Pengantin, Tekankan Hal Ini Agar Tak Terjadi Masalah
Di wilayah ketiga ini, Ranggahadi juga kembali berhadapan dengan bencana kekeringan. Seperti sebelumnya, dia menancapkan tombak dan atas kuasa Tuhan, air memancar di wilayah itu. Warga sekitar kemudian juga menaruh hormat pada Rangga Hadi dan memeluk Islam. Rangga Hadi kemudian melanjutkan perjalanan ke arah utara hingga sampai di wilayah tujuannya, yaitu Kenduruan.
Di Kenduruan, ia pun membentuk pemerintahan dan fasilitas keagamaan. Kenduruan sampai sekarang masih ada dan tetap bernama Kampung Kenduruan yang masuk wilayah Kelurahan Sidokumpul wilayah Kecamatan Lamongan. Ranggahadi memiliki kecakapan untuk membina, mengarahkan, membimbing, dan melayani rakyat atau dalam bahasa Jawa disebut ngemong.
Berbeda dengan daerah-daerah kabupaten lain, hari lahir Lamongan diambil dari sebuah buku wasiat.
Oleh sebab itu, dibentuk panitia khusus untuk menentukan hari jadi Lamongan. Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, ditetapkan Hari Jadi Lamongan jatuh tanggal 26 Mei 1569 M.