GORAJUARA - Tragedi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan ratusan orang karena diakibatkan gas air mata.
Gas air mata ditembakan saat para suporter turun ke lapangan dan membuat kericuhan hingga para suporter berlarian untuk menyelamatkan diri.
Akibatnya banyak orang yang sesak nafas dan terinjak-injak saat berlarian.
Padahal menurut FIFA, melarang untuk menyemprotkan gas air mata ke lapangan karena itu sangat berbahaya.
Lalu bagaimana dampak dari gas air mata? Seberapa bahayanya gas air mata? Berikut Fakta dari gas air mata.
Gas air mata merupakan senjata kimia berupa gas yang digunakan oleh kepolisian untuk melawan kerusuhan yang menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan pernapasan.
Baca Juga: Respect, Radot Valentino Jebret Secara Resmi Mengundurkan Diri Sebagai Komentator Liga 1 2022!
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam Gas air mata yakni gas CS (2-klorobenzalmalononitril, C10H5ClN2), CN (kloroasetofenon, C8H7ClO), CR (dibenzoksazepin, C13H9NO), dan semprotan merica (gas OC, oleoresin capsicum).
Dampak dari gas air mata yakni tangis, bersin, batuk, kesulitan bernapas, nyeri di mata, dan buta sementara.
Meskipun gas air mata disebut sebagai senjata tak mematikan, namun ada risiko cedera serius permanen atau kematian ketika gas air mata dipakai.
Baca Juga: Tak Lagi Tilang Manual, Operasi Zebra 2022 akan Gunakan Tilang Elektronik
Para pengidap penyakit asama, berisiko tinggi jika terkena gas air mata, mereka sangat mungkin akan mendapatkan pertolongan medis.
Kulit yang terkena gas air mata dapat menyebabkan luka bakar kimia terutama kepada orang yang mempunyai alergi pada kulit.
Saat orang-orang terkena dalam jarak dekat cedera mata seperti terkena kornea dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen serta meningkatkan risiko penyakit pernapasan.***