GORAJUARA - Memulai suatu bisnis untuk menemukan Unique Value Perception akan kesulitan bila dimulai dari produk.
Dalma bisnis, kalau untuk mencari Unique Value Perception lewat produk itu tidak akan diperoleh.
"Sebagai contoh, busana muslimah. Bila produk yang diperbaiki, maka orang akan berpikir tentang bahan. Tiap orang sudah mencoba semua bahan," jelas Dodi Zulkifli lewat akun Instagramnya mengenai Unique Value Perception produk dalam satu bisnis.
Dodi Zulkifli menambahkan bahwa kalau berpikir mengubah model, semua orang sudah memikirkan dan mencobanya. Oleh karena itu tidak ada keunikkan produk.
Karena menurut Dodi Zulkifli, produk bisa saja sama, tapi persepsi konsumen akan berbeda.
Dodi memberi contoh. Jika laki-laki sakit kepala, yang dicarinya Paramex.
Ketika cari di kotak P3K, Paramex tidak ditemukan dan yang ditemukan hanya Feminax.
Sebagai laki-laki tidak akan mengambil Feminax, karena Feminax untuk wanita. Ini persepsi laki-laki.
Padahal kandungan Paramex dan Feminax, sama-sama Paracetamol.
Oleh karenanya untuk menemukan Unique Value Perception dimulai dari pikiran konsumen, dari pasar, bukan dari produk.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru Tema Pentingnya Memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
"Produk yang sama diberi positioning yang berberda akan memunculkan persepsi yang berbeda.
Produknya sama yaitu sama-sama Paracetamol.