PKS Tolak BBM Naik, HMI Akan Demo Serentak: Pertamina Temukan Cadangan Migas

photo author
- Senin, 29 Agustus 2022 | 09:20 WIB
Pengeboran eksplorasi (Foto: Gorajuara.com/dok: Pertamina)
Pengeboran eksplorasi (Foto: Gorajuara.com/dok: Pertamina)

GORAJUARA – Merebaknya isu harga BBM naik mengundang reaksi penolakan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan elemen lain.

HMI menyatakan penolakan terhadap rencana kenaikan BBM, mereka berencana akan menggelar aksi demonstrasi secara serentak, Senin (28/8/2022) di berbagai wilayah.

“Keputusan Instruksi tersebut diputuskan melalui rapat harian Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) pada Jum’at 27 Agustus 2022 tentang Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM),” tulis imbauan HMI, Minggu (28/8/2022).

Baca Juga: Isu BBM Pertalite Naik Kembali Mencuat, Pertamina Temukan Cadangan Migas

Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi VI, Nevi Zuairina meminta pemerintah untuk tidak menaikan harga BBM bersubsudi. Ia lebih memilih solusi memperketat pengunaan solar dan pertalite

Menurutnya, subsidi BBM saat ini tidak sesuai dengan peruntukannya, berdasarkan data 80 persen penggunanya golongan mampu.

“Saya melihat pengguna motor ini menyerap konsumsi BBM tidak terlalu signifikan. Pengguna motor inilah yang mestinya mendapat kesempatan seluasnya untuk mengkonsumsi BBM bersubsidi baik dari jenis pertalite maupun solar. Selain itu, mobil di bawah 1500 cc juga masih dapat ditoleransi untuk menikmati subsidi BBM. Dan yang perlu mendapat prioritas adalah para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dimana kendaraan logistiknya perlu dapat sokongan untuk mengembangkan bisnis mereka”, jelas Nevi, dikutip Gorajuara.com dari web fraksi.pks.id.

Nevi, Legislator yang berasal dari Sumatera Barat II, mengingatkan ketika BBM naik, dalam kondisi perekonomian belum normal yang diakibatkan pandemi, dapat memicu naiknya inflasi yang sangat besar. Di sisi lain daya beli masyarakat makin jatuh hingga menyebabkan angka kemiskinan melonjak. Hingga ia berharap jika pemerintah menunda kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut.

Baca Juga: Hati-hati Duck Syndrome! Berikut, adalah penyebabnya

“Kita memahami bahwa Beban APBN sudah sangat berat. Namun Subsidi BBM ini ada solusi dengan mendisiplinkan penggunanya. Tidak perlu lagi kendaraan mahal mengkonsumsi BBM subsidi," ungkap Nevi Zuairina.

"Sudah banyak dampak tingginya BBM ini yang mengakibatkan usaha kerakyatan gulung tikar termasuk pada segmen petani dan nelayan. Untuk itu, kami meminta pemerintah bijak untuk tidak menaikkan BBM bersubsidi,” sambungnya.

Belakangan ramai isu BBM Pertalite akan naik, mungkin karena adanya pemberitaan Presiden Jokowi yang membandingkan harga BBM di Indonesia dengan Singapura dan Jerman.

Perbandingannya, harga BBM di Indonesia masih lebih murah dibanding di Singapura dan Jerman masing-masing dijual Rp 27 ribu per liter dan Rp 31 ribu per liter.

Sedangkan Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyinggung harga pertalite, menyebut kenaikan volume BBM bersubsidi, terutama harga bensin Pertalite, di luar kontrol.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mohamad Arief

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini